"Ma-maaf kak, a-aku enggak dekat dekat sama Kak Arfan." Ucap Cassiel yang sesegukan karena menangis dan pipinya yang sakit.
"Gue nggak peduli sama apa yang li omongin, lo udah gue kasih peringatan untuk nggak deket deket sama Arfan tapi lo malah pulang bareng dia.
"Raya" panggil Tasya kepada temannya, ternyata orang yang membawa Cassiel ke taman adalah Raya.
Raya datang ke taman dengan membawa ember di tangannya.
Ember tersebut kemudian di ambil alih oleh Tasya dan di tumpahkan di atas kepala Cassiel yang tengah terduduk setelah cekalan di kedua tangannya terlepas.
Aroma tidak sedap muncul setelah air tersebut di tuangkan, air tersebut adalah air bekas pel yang sudah berhari-hari.
"Mampus lo" ucap Tasya setelah itu Tasya dan teman-temannya meninggalkan Cassiel sendirian di taman dengan keadaan yang sangat buruk.
Cassiel hanya bisa berdiam diri sambil menangis. Langit sudah mulai gelap Cassiel baru memutuskan untuk pulang ke rumah karena tidak ingin ada orang yang melihat keadaannya yang seperti itu.
Sesampainya dirumah Cassiel langsung masuk kamar dan mandi, untungnya Cassiel di rumah sendiri karena kedua orang tuanya sedang pergi keluar kota karena pekerjaan.
Setelah mandi Cassiel merasa lebih baik meski pipinya masih terasa sakit.
Cassiel melangkah menuju meja belajarnya dan mengambil buku diary nya.
Dear Diar
Haiii untuk kamu yang jauh disana, yang sangat jauh untuk aku gapai.
Aku adalah seseorang yang selalu mengagumi dan menyaksikanmu dari kejauhan.
Dan mengagumi serta menyaksikanmu dari kejauhan adalah sebuah kebahagiaan tersendiri untukku.
Aku tahu kau tidak mengenalku, tapi saat pertama melihatmu aku mulai mengagumimu.
Walaupun dalam keadaan yang seperti ini aku sangat bersyukur.
Meski hubunganku selalu dilanda rindu.
Walaupun aku harus menunggu dalam waktu yang lama
Aku harap semuanya akan cepat berlalu.
Agar aku bisa berada didekat mu.
Meluapkan segala rindu kapan pun aku mau.
Aku suka menatapmu secara diam-diam dari kejauhan yang menyaksikan betapa manisnya senyuman mu.
Terkadang aku suka senyum-senyum sendiri saat mengingat dirimu.
Karena dari situ aku berharap bahwa kamulah laki-laki yang akan selalu aku tatap sampai kapanpun.
Karena terlalu mengagumi aku sampai lupa satu hal,
Sampai aku lupa bahwa mungkin saja kau sedang mengagumi orang lain.
Orang yang selalu mengisi hari-hari mu dan  pikiranmu.
Hati ini sempat ragu dan bimbang untuk terus bertahan atau berhenti sampai di sini.
Jika aku terus bertahan entah sampai kapan akan terus dengan keadaan yang seperti ini.
Jika aku memilih berhenti apakah hati ini siap untuk melepaskan mu.
Apakah otakku siap untuk melupakanmu sedangkan setiap hari yang aku pikirkan hanya tentang dirimu.