Pagi ini seperti biasanya Cassiel memasuki sekolahnya dengan senyuman.
Ia menjalani hari-harinya di sekolah seperti hari biasanya.
Tapi ada yang berbeda di jam istirahat pertama ini, semua siswa berlari menuju ke lapangan. Cassiel dan Mey menatap siswa lain yang sedang menuju lapangan dengan bingung.
"Berhenti, ada apa di lapangan kenapa ramai sekali?" Tanya Mey kepada salah satu siswa yang akan menuju ke lapangan.
"Itu katanya ada mau nembak cewek" ucap siswa tersebut lalu langsung menuju ke lapangan.
Cassiel dan Mey pun ikut menuju ke lapangan. Sesampainya di lapangan Cassiel seketika mematung di tempat, dadanya terasa sangat sakit saat menyaksikan dua orang di tengah lapangan yang tak lain adalah Arfan dan Tasya.
'Kak Arfan menyatakan cintanya pada Kak Tasya' ucap Cassiel pelan dengan suara bergetar sambil menahan air mata yang akan jatuh.
Mey yang melihat kejadian itu langsung menatap kearah sahabatnya.
Cassiel langsung pergi meninggalkan lapangan menuju ke taman untuk menenangkannya diri. Mey membiarkan Cassiel pergi karena ia tau Cassiel pasti membutuhkan waktu untuk sendirian.
Cassiel menangis sendirian di taman tersebut, mengeluarkan semua air matanya yang selama ini telah ia tahan.
Puas menangis Cassiel meyakinkan dirinya untuk berhenti menyukai Arfan, dan meyakinkan diri dia bisa melakukan semua ini.
Cassiel berdiri dari bangku menuju ke toilet untuk mencuci wajahnya biar terlihat lebih segar. Cassiel langsung kembali ke kelas dan mengikuti kegiatan belajar seperti biasanya dengan senyum di wajahnya.
Mey yang melihat sahabatnya seperti itu ia merasa sedih, ia tau dibalik senyumannya itu terdapat luka.