David mengangguk lemah, masih mencoba mengumpulkan napasnya. "Dia di sini. Darius ada di sini..."
Hari demi hari berlalu, dan Darius terus menghantui pikiran David. Ia tahu, ini belum selesai. Darius tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan apa yang dia inginkan. Dalam pikirannya, hanya ada satu cara untuk mengakhiri semua ini: menghadapi Darius di tempat di mana semuanya dimulai.
David memutuskan untuk kembali ke rumah tua yang menjadi tempat persembunyian sekte Cahaya Abadi dulu. Rumah itu terletak di pinggir kota, dikelilingi oleh hutan yang lebat. Saat David dan Putri tiba di sana, suasana terasa mencekam.
Mereka masuk dengan hati-hati. Rumah itu tampak seperti sudah lama ditinggalkan, namun ada tanda-tanda aktivitas baru-baru ini. "Kau yakin ini tempatnya?" tanya Putri dengan suara pelan.
David mengangguk. "Ya, aku yakin. Darius pasti ada di sini."
Mereka melangkah lebih dalam ke dalam rumah tua yang kini gelap dan lembab. Langit-langitnya sudah mulai runtuh, dan dinding-dindingnya dipenuhi oleh lumut. Bau apek dan busuk menyeruak dari setiap sudut, menciptakan suasana yang makin mencekam. Di depan mereka ada tangga kayu yang mengarah ke lantai atas. Tangga itu tampak rapuh, namun David tahu mereka harus naik.
"Ayo," David mengisyaratkan dengan anggukan kepada Putri. "Kita harus tetap waspada."
Mereka menaiki tangga dengan hati-hati, setiap pijakan mengeluarkan bunyi berderak yang menggema di seluruh ruangan. Di lantai atas, mereka melihat sebuah pintu kayu tua yang sedikit terbuka. Di dalamnya, ada cahaya lilin yang bergetar, menari-nari di dinding, membentuk bayangan-bayangan yang aneh.
David mendorong pintu itu dengan perlahan. Di dalam, mereka melihat sebuah ruangan kecil yang dipenuhi simbol-simbol kuno di dindingnya. Di tengah ruangan, ada sebuah altar yang terbuat dari batu, dengan lilin-lilin merah yang menyala di sekitarnya. Dan di sana, berdiri Darius, mengenakan jubah hitam dengan lambang yang sama, tersenyum tenang.
"Selamat datang, David," ucap Darius, suaranya terdengar seperti bisikan yang mengerikan. "Aku tahu kau akan datang."
David mengarahkan pistolnya ke Darius. "Hentikan ini sekarang juga, Darius. Kau tidak akan bisa lolos kali ini."