“Apa? Ga usah kepedean! Ini hanya karena rasa kemanusiaan.” Seru Renjana saat melihat Dirga menatapnya dengan pandangan yang aneh.
Saat keluar dari area parkir Renjana melihat tetangganya yang rumahnya tidak jauh dari rumahnya.
“Eh Tasya!”
“Tunggu dulu!” Pintanya pada Dirga dan kemudian berlari menuju ke tempat Tasya berdiri.
Renjana pun meminta tolong kepada Tasya agar mau mengendarai motornya sampai ke rumahnya. Awalnya Tasya menolak karena merasa tidak enak pada gadis itu. Namun akhirnya Tasya pun menyetujui hal tersebut karena memang ia belum dijemput dari tadi.
“Emangnya kamu mau kemana Jan? Terus aku harus bilang apa kalau ibumu tanya nanti?” tanya Tasya
“Emm.. aku ada urusan mendadak. Kalau ditanya bilang saja aku sedang menjalanlankan tugas mulia hahah.”
Mendengar jawaban aneh yang keluar dari mulut Renjana Tasya hanya mengangguk-anggukan kepala tanda setuju. Karena ia ingin segera pulang ke rumah dan merebahkan tubuhnya di kasur empuk kesayangannya.
“Oke deh Jan. Hati-hati ya! Terimakasih.”
Renjana hanya mengacungkan jempolnya dan segera berlari menjuju Dirga yang sudah menunggunya di sana. “Ayo lanjut jalan!” Kemudian mereka berdua pun kembali mendorong motor sampai ke bengkel.
“Ini pak uangnya!” Ucap Dirga sembari memberikan uangnya pada pemiliki bengkel yang sudah memperbaiki ban motornya yang kempes.