Mark memutuskan kembali ke ruangannya. Jack mengajaknya untuk bertemu dengan Wina, namun untuk sekarang Mark tidak bisa, dia harus menata hatinya dulu. Mungkin nanti dia akan bisa tapi tidak sekarang. Dia menjatuhkan diri di sofa dan menutup matanya.
Mark tidak sadar berapa lama dia di posisi itu, dia terbangun karena ada seseorang yang membuka pintu ruangannya dengan keras. Dia membuka mata dan melihat siapa yang menganggunya.
"Sudah selesai rapat Jack? Kenapa kamu ngos-ngosan seperti habis berlari?" tanya Mark bingung.
Jack membungkuk mengatur nafasnya. "Aku ... aku memang berlari ke sini." ujar Jack tersendat. Dia berjalan ke arah Mark dan menjatuhkan diri di sofa tepat di samping Mark.
"Kenapa kamu berlari?" tanya Mark sambil memberikan botol minuman yang ada di atas meja.
Jack mengucapkan terima kasih dan menerimanya dengan tangan kiri, karena tangan kanannya memegang sesuatu. Dia masih mengatur nafasnya. Setelah agak tenang Jack duduk menghadap Mark dan menunduk merasa bersalah. "Mark, sorry aku terlalu bodoh." Ujarnya.
"Apa maksud mu?" tanya Mark bingung. "Kamu tidak dapat kesepakatannya? Tidak masalah, aku juga sedang tidak mood untuk bekerja." Tambahnya.
Kali ini giliran Jack memandang Mark dengan bingung. "Kesepakatan? Kesepakatan apa?"
"Kesepakatan dengan Wi ... maksud ku GOTMOO." Â Ujar Mark. Untuk menyebutkan namanya saja membuat hatinya sedih.
"Itu yang kamu pikirkan? Pekerjaan?" tanya Jack tak percaya.
"Apa lagi?"
"Bukan, bukan itu."