Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok-Jarot Dikalahkan Ahli Nujum Kekuasaan, Mirip Cara SBY Unggul pada Pilpres 2009?

6 Mei 2017   09:30 Diperbarui: 6 Mei 2017   10:07 1852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

       Tetapi panglima TNI terkesan menegaskan bahwa “makar” dalam bentuk apa pun tidak akan pernah bisa terjadi di N.K.R.I.. Karena kesigapan dan kepekaan insting POLRI mencium sinyal bahaya dari mana pun tidak seperti radar yang dibuat untuk kepentingan manusia.

Ribuan tebaran karangan bunga untuk Basuki-Jarot?  

       Informasi nyata dan jelas yang membuat seluruh dunia terpukau adalah ada ribuan tebaran karangan bunga yang indah yang dikirim oleh pribadi-pribadi dan kelompok-kelompok yang tidak terbilang jumlahnya. Bukan dari Jakarta saja tetapi juga dari berbagai tempat dari luar Jakarta bahkan luar negeri, menyambut kekalahan terhormat Ahok-Jarot di Pilkada DKI Jakarta 19 April 2019. Alih-alih juga sebagai pengakuan dan kesaksian dunia kepada Anis-Sandi yang memenangkannya dengan sangat terhormat.

       Maaf. Kalau boleh penulis merenungi dan menduga. Jangan-jangan yang demikian adalah wujud Salaamun qaulan min rabbir rahiimi kepada seluruh Bangsa Indonesia umumnya. Terutama kepada warga Jakarta khususnya.

       Karena punya sosok-sosok seorang Basuki Tjahaya Purnama, Djarot Saiful Hidayat, Anis Baswedan dan Sandiaga Uno. Pertarungan mereka patut diteladani Bangsa Indonesia. Karena pertarungan itu terpaksa dilakukan demi menaati undang-undang. Dan menjunjung tinggi etika bernegara—demokrasi.  Warga Jakarta harus waspada jangan sampai Anis-Sandi juga hanya seperti Ahok-Jarot sebagai "pengkhianat" bagi penghuni liar warga Jakarta.

Rencana pindah ibukota

       Dalam ramalan pujangga jawa Ronggowarsito. Bahwa ada tujuh satrio piningit. Dengan sebutan masing-masing dari satu sampai yang ketujuh.

       Yang keenam disebut sebagai Satrio Boyong Gapuraning Projo. Dan satrio piningit ketujuh adalah Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu.

       Penulis mengaku bukan penganut kepercayaan atau keyakinan apap pun. Tetapi berusaha menghargai dengan mencoba memahami pemikiran-pemikiran orang-orang masa lalu yang tetap ada hingga saat ini karena dituliskan.

       Dalam penafsiran penulis yang disebut satrio piningit adalah seseorang laki atau perempuan yang terjaga dengan sangat kokoh sehingga sangat “dibatasi—diawasi,” segala perilaku dan perbuatannya. Tentu saja orang yang bersedia sangat dibatasi dan diawasi kebebasannya adalah seorang pemimpin—presiden.  Terutama agar tidak sempat berselingkuh dalam hal atau bentuk apapun dengan siapapun.

       Yang mungkin agak perlu diduga adalah keberadaan Satrio Piningit yang keenam yang disebut Satrio Boyong Gapuraning Projo yang mungkin bisa diartikan secara harafiah pemimpin yang memindahkan ibu kota negara. Terkait dengan rencana pemindahan pusat pemerintahan—ibu kota,  N.K.R.I.  oleh presiden ketujuh—Presiden Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun