Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Teori Baru untuk Memahami Kompleksitas Adaptif

22 Januari 2025   14:51 Diperbarui: 23 Januari 2025   12:02 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persamaan Diferensial untuk Hierarki Interaksi 

Perubahan kekuatan interaksi Tijk(t)dapat dimodelkan dengan: tTijk(t)=F(Tijk(t),X,Y), di mana: F adalah fungsi non-linear yang menangkap interaksi antar level. X dan Y adalah parameter eksternal atau internal yang mempengaruhi dinamika (misalnya, energi input atau gangguan lingkungan).

  1. Prediksi Emergensi dan Reduksi

Dengan mensimulasikan persamaan ini, kita dapat memprediksi: Emergensi, yaitu kapan sifat baru muncul pada level lebih tinggi. Reduksi, yaitu kapan level tinggi dapat diurai ke komponen lebih sederhana.

  1. Simulasi Numerik

Untuk sistem kompleks, solusi analitik sering kali tidak tersedia, sehingga simulasi numerik digunakan. Misalnya: Model simulasi jaringan saraf untuk memahami bagaimana pola aktivitas otak (level makro) muncul dari aktivitas neuron individu (level mikro). Simulasi ekosistem untuk memodelkan stabilitas dan perubahan akibat perubahan populasi spesies.

4.3. Modifikasi ke dalam Sistem Kompleks

Agar teori ini relevan dengan sistem kompleks nyata, diperlukan integrasi ke dalam kerangka kerja yang sudah ada, seperti simulasi multi-body atau model jaringan kompleks.

  1. Aplikasi dalam Simulasi Multi-Body Masalah Tiga Tubuh: Dalam fisika klasik, dinamika tiga benda yang saling berinteraksi secara gravitasi adalah contoh nyata dari sistem kompleks. Teori ini dapat memperkenalkan tensor hierarkis untuk memodelkan pengaruh interaksi pada level lebih tinggi, seperti bagaimana sistem tiga tubuh dapat memengaruhi stabilitas galaksi. Generalisasi: Pendekatan ini dapat diperluas ke sistem multi-badan yang lebih besar, seperti simulasi struktur galaksi atau dinamika materi gelap.

  2. Integrasi dalam Model Sistem Kompleks Lain Jaringan Saraf: Dalam ilmu saraf, teori ini dapat diterapkan untuk memodelkan hubungan antara aktivitas neuron individual (level rendah) dan pola aktivitas otak (level tinggi). Tensor hierarkis dapat merepresentasikan hubungan temporal antar neuron, sedangkan dinamika waktu-sensitif memodelkan perubahan pola interaksi seiring waktu. Ekosistem: Dalam ekologi, teori ini dapat digunakan untuk memahami bagaimana sifat emergen, seperti kestabilan ekosistem, dipengaruhi oleh interaksi spesies di berbagai level. Energi dan Ekonomi: Pendekatan ini juga dapat diterapkan untuk memodelkan interaksi antara berbagai sektor dalam ekonomi atau sistem energi, di mana dinamika waktu-sensitif memainkan peran penting dalam menjelaskan fluktuasi.

Formalisme matematis ini menyediakan kerangka kerja yang kuat untuk menjembatani reduksionisme, emergensi, dan holon. Dengan menggunakan tensor hierarkis, persamaan diferensial waktu-sensitif, dan simulasi numerik, kita dapat menjelaskan dinamika interaksi lintas level dalam sistem kompleks. Teori ini tidak hanya menawarkan wawasan baru, tetapi juga memberikan alat praktis untuk memecahkan masalah di berbagai bidang, dari fisika hingga biologi dan ekonomi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun