Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Teori Baru untuk Memahami Kompleksitas Adaptif

22 Januari 2025   14:51 Diperbarui: 23 Januari 2025   12:02 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5.3 Evolusi Biologi

Evolusi biologis, yang dimulai dari mikroorganisme bersel tunggal hingga organisme multiseluler kompleks seperti manusia, adalah contoh nyata dari teori ini. Proses tersebut menunjukkan bagaimana pola interaksi antar entitas biologis membentuk sistem adaptif yang kompleks, dengan dinamika yang dapat dimodelkan melalui pendekatan matematis berbasis kompleksitas, probabilitas interaksi, dan stabilitas sistem.

1. Konteks Empiris: Evolusi Biologis

Dalam sejarah kehidupan di Bumi, mikroorganisme bersel tunggal menjadi dasar dari semua kehidupan. Evolusi dari mikroorganisme sederhana menuju organisme multiseluler kompleks melibatkan berbagai bentuk interaksi, termasuk: Simbiosis: Kerja sama antar mikroorganisme untuk menciptakan hubungan saling menguntungkan. Kompetisi: Perebutan sumber daya yang mendorong seleksi alam. Rantai Makanan: Hierarki makan-memakan yang menggambarkan interaksi antar spesies. Proses ini dapat direpresentasikan sebagai sistem multi-parameter di mana setiap mikroorganisme atau entitas biologis adalah node (N), dan interaksi di antaranya membentuk matrix hubungan dinamis (M_t).

2. Pola Interaksi: Kombinasi dan Kompleksitas

Evolusi biologis menunjukkan bagaimana interaksi antar entitas membentuk struktur yang lebih kompleks: Level 1: Mikroorganisme tunggal yang hidup secara independen. Level 2: Simbiosis antara dua organisme (misalnya, endosimbiosis mitokondria dan kloroplas di dalam sel eukariotik). Level 3: Interaksi multi-organisme yang membentuk koloni, seperti biofilm pada bakteri. Level 4: Organisme multiseluler dengan diferensiasi fungsi, seperti manusia. Proses ini mengikuti kombinasi parameter yang semakin meningkat seiring evolusi, di mana setiap kombinasi mencerminkan pola hubungan baru yang lebih kompleks.

3. Simbiosis: Contoh Interaksi Positif

Simbiosis adalah kunci utama dalam transisi evolusi. Salah satu contoh penting adalah teori endosimbiosis: Organisme prokariotik yang lebih kecil menjadi bagian dari organisme prokariotik yang lebih besar, membentuk sel eukariotik. Hubungan ini bersifat positif dengan bobot interaksi tinggi (wij=+2), karena kedua entitas saling mendukung untuk bertahan hidup. Proses ini dapat dimodelkan dalam Synergy Matrix (M_t) dengan bobot interaksi positif, menunjukkan peningkatan kompleksitas sistem.

4. Kompetisi: Contoh Interaksi Negatif

Di sisi lain, kompetisi antar mikroorganisme sering menghasilkan interaksi negatif (wij<0, misalnya: Mikroorganisme yang bersaing untuk mendapatkan sumber daya terbatas seperti nutrisi atau habitat. Kompetisi ini memengaruhi stabilitas sistem dan mendorong seleksi alam untuk memilih entitas yang paling adaptif.

Formula kompleksitas total dapat digunakan untuk menghitung pengaruh kompetisi terhadap sistem: Ctotal(t)=i=1nj=1nwij(t)Pij(t). Di mana nilai wij(t) yang negatif menurunkan kompleksitas total sistem, tetapi juga memicu inovasi evolusioner.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun