Sikap tidak puas, meskipun sering dianggap sebagai pendorong perubahan yang kuat, juga membawa dampak negatif. Ketidakpuasan yang berlebihan dapat menjadi destruktif, melahirkan radikalisasi, kekerasan, dan ketidakstabilan jangka panjang. Dalam banyak kasus, revolusi yang dimulai dengan semangat besar karena ketidakpuasan sering berujung pada kekacauan dan pergeseran kekuasaan yang tidak membuahkan hasil yang diinginkan, seperti yang terlihat pada Revolusi Prancis yang berakhir dengan munculnya diktator Napoleon atau Revolusi Bolshevik yang akhirnya menciptakan rezim otoriter di Uni Soviet.
Keunggulan dan Kelemahan Keridhoan dalam Panggung Sejarah dan Peradaban
Di sisi lain, sikap ridho, meskipun dapat terlihat pasif dan tidak ambisius, dapat memberikan stabilitas dalam situasi yang sangat sulit. Dengan keridhoan, individu atau kelompok menerima kenyataan dengan sikap terbuka, yang memungkinkan mereka untuk bertindak dengan bijaksana dan memanfaatkan situasi untuk kemajuan yang lebih berkelanjutan. Namun, kelemahan dari keridhoan adalah kecenderungannya untuk menciptakan stagnasi atau ketidakmampuan untuk melawan ketidakadilan apabila diterjemahkan dalam konteks yang salah, seperti dalam keadaan ketidakpuasan yang terpendam.
Ketidakpuasan dan Keridhoan dalam Membentuk Revolusi
Ketidakpuasan dan keridhoan dapat membentuk revolusi dengan cara yang sangat berbeda, namun keduanya tetap diperlukan untuk mengarah pada perubahan yang produktif. Ketidakpuasan mendorong individu atau kelompok untuk menantang status quo dan memperjuangkan perubahan. Namun, tanpa keridhoan, revolusi yang dipicu oleh ketidakpuasan sering kali berjalan dalam jalur yang tidak terarah dan penuh kekerasan. Sebaliknya, keridhoan yang mendalam terhadap kenyataan dapat mempercepat transisi dari perubahan besar menuju periode pembaruan yang lebih damai dan stabil.
Tujuan Artikel
Tujuan dari artikel ini adalah untuk menggali peran ridho sebagai faktor penyeimbang dalam proses perubahan sosial dan politik. Dalam konteks ketidakpuasan yang sering kali menjadi pendorong utama bagi revolusi, keridhoan dapat berfungsi sebagai penyeimbang yang membawa kestabilan dan arah yang jelas. Artikel ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana ketidakpuasan dan keridhoan, meskipun tampak bertentangan, dapat saling melengkapi dalam menciptakan perubahan yang tidak hanya besar, tetapi juga bermakna dan berkelanjutan.
2. Tesis: Ketidakpuasan sebagai Mesin Perubahan yang Kuat
Ketidakpuasan telah menjadi kekuatan yang mendorong berbagai perubahan besar dalam sejarah umat manusia. Dalam banyak peristiwa revolusioner, ketidakpuasan terhadap ketidakadilan, ketidaksetaraan, atau stagnasi telah menggerakkan individu dan kelompok untuk bertindak, meruntuhkan sistem lama, dan menciptakan tatanan yang baru. Kekuatan ketidakpuasan ini dapat mengubah arah sejarah, membuka jalan bagi transformasi sosial, politik, dan bahkan ilmiah.
Berikut ini contoh konkret dari sejarah.
1. Revolusi Prancis (1789-1799)