Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketidakpuasan vs. Ridho: Duel Abadi yang Menentukan Takdir Sejarah Peradaban

11 Januari 2025   15:45 Diperbarui: 11 Januari 2025   15:45 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

12. Penutup

Kita hidup di dunia yang terus berubah, di mana tantangan semakin kompleks dan masa depan sering kali terasa seperti labirin tanpa peta. Dalam dunia seperti ini, hanya mereka yang mampu menggabungkan keberanian melawan ketidakadilan dengan kebijaksanaan menerima kenyataan yang dapat memimpin umat manusia menuju era baru. Ketidakpuasan memberi energi, tetapi ridho memberikan arah.

Untuk generasi mendatang, pesan ini penting: jangan hanya berani melawan, tetapi juga bijak dalam menerima. Jangan hanya menjadi pembakar api perubahan, tetapi jadilah juga perancang yang cermat untuk dunia yang lebih baik. Peradaban yang bertahan lama dibangun bukan hanya dari semangat yang menyala-nyala, tetapi juga dari kesadaran yang mendalam tentang apa yang perlu dipertahankan, apa yang perlu diubah, dan bagaimana keduanya bisa bersatu dalam harmoni.

Dengan memahami kekuatan ketidakpuasan dan ridho, kita tidak hanya menciptakan perubahan, tetapi juga merancang masa depan yang adil, damai, dan sejahtera---bukan hanya untuk hari ini, tetapi untuk generasi yang akan datang. Ini adalah warisan sejati, dan ini adalah panggilan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun