Selain rasa tidak puas, ada mekanisme lain yang dapat menggerakkan ikhtiar:
a. Nilai (Values-Based Motivation)
Ikhtiar dapat digerakkan oleh nilai-nilai mendalam, seperti tanggung jawab, kasih sayang, dan dedikasi terhadap tujuan hidup yang bermakna.
Contoh: Seseorang bekerja keras untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya, bukan karena tidak puas, tetapi karena cinta dan rasa tanggung jawab.
b. Makna (Meaning-Based Motivation)
Viktor Frankl dalam Man's Search for Meaning menegaskan bahwa motivasi terbesar manusia adalah menemukan makna dalam hidupnya, bukan sekadar menghindari ketidakpuasan.
Ikhtiar yang digerakkan oleh makna memberikan ketahanan lebih besar, karena tidak bergantung pada perasaan sesaat (misalnya ketidakpuasan) tetapi pada tujuan yang lebih besar.
c. Rasa Syukur (Gratitude-Driven Action)
Rasa syukur atas nikmat yang telah ada dapat menjadi dorongan kuat untuk berikhtiar sebagai bentuk syukur aktif.
Dalam Islam, syukur dan ikhtiar saling melengkapi: seseorang yang bersyukur atas nikmat Allah akan berusaha menggunakannya sebaik mungkin.
"Jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu..."