3.2 Ketimpangan Ekonomi dalam Konteks Jaringan Sosial
Dalam mengidentifikasi akar penyebab ketimpangan, kita juga perlu mempertimbangkan faktor sosiologis dan psikologis yang terlibat. Salah satu pendekatan yang relevan untuk memodelkan ketimpangan dalam konteks sosial adalah dengan menggunakan teori jaringan. Dalam konteks teori jaringan, individu dapat dianggap sebagai simpul dalam jaringan sosial, di mana hubungan antar simpul (misalnya, interaksi sosial atau transaksi ekonomi) mempengaruhi distribusi sumber daya.
Pada jaringan sosial, terdapat fenomena yang disebut rich-get-richer atau skala bebas di mana simpul-simpul yang sudah kaya (memiliki lebih banyak sumber daya atau hubungan) cenderung mendapatkan lebih banyak sumber daya atau hubungan. Ini tercermin dalam distribusi Pareto, yang menyatakan bahwa sebagian besar sumber daya terkonsentrasi pada sedikit individu, sementara mayoritas lainnya hanya memiliki sebagian kecil dari total sumber daya.
Secara matematis, fenomena ini dapat dimodelkan menggunakan distribusi power-law, di mana distribusi kekayaan atau sumber daya dalam suatu jaringan mengikuti pola sebagai berikut:
P(x) limits x^-alpha
di mana P(x) adalah probabilitas bahwa individu memiliki kekayaan atau sumber daya x, dan alpha  adalah parameter yang menggambarkan tingkat ketimpangan. Dalam konteks ini, distribusi kekayaan lebih banyak terkonsentrasi pada individu-individu tertentu dalam jaringan, menciptakan ketimpangan yang lebih besar.
3.3 Pengaruh Psikologi Individu terhadap Ketimpangan Ekonomi
Ketimpangan ekonomi juga dipengaruhi oleh perilaku psikologis individu, yang dapat memperburuk ketimpangan yang ada. Salah satu aspek penting dari psikologi individu yang mempengaruhi keputusan ekonomi adalah teori prospek, yang menjelaskan bagaimana individu membuat keputusan dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian.
Dalam teori prospek, keputusan ekonomi tidak selalu didasarkan pada utilitas ekonomi semata, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor psikologis seperti aversi terhadap kerugian (loss aversion) dan keinginan untuk membandingkan diri dengan orang lain (social comparison). Secara matematis, teori prospek dapat dijelaskan dengan fungsi utilitas sebagai berikut:
U(x) = x^alpha               jika x >= 0
minus lambda (-x)^beta    jika x < 0