Keputusan ekonomi yang diambil oleh individu tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, tetapi juga oleh faktor internal seperti bias kognitif dan emosional. Bias psikologis seperti aversi terhadap risiko, perbandingan sosial, dan pengaruh konformitas dapat mempengaruhi keputusan ekonomi individu dalam cara yang tidak rasional, yang sering kali memperburuk ketimpangan.
Salah satu pendekatan untuk memahami fenomena ini adalah dengan menggunakan teori prospek, yang menjelaskan bagaimana individu menilai potensi keuntungan dan kerugian dalam situasi yang penuh ketidakpastian. Dalam teori prospek, keputusan ekonomi dipengaruhi oleh fungsi utilitas yang memperhitungkan aversi terhadap kerugian lebih besar daripada rasa suka terhadap keuntungan yang sama. Secara matematis, hal ini dapat dimodelkan dengan fungsi utilitas yang menggambarkan pengaruh psikologis terhadap keputusan ekonomi individu.
3.4 Lapisan Biologi: Mekanisme Neural
Proses pengambilan keputusan individu juga sangat dipengaruhi oleh mekanisme neural dalam otak, yang bekerja melalui sinyal-sinyal kimiawi yang mengatur perilaku dan emosi. Sebagai contoh, aktivitas dopaminergik (dopamin) terkait dengan perilaku pencarian hadiah, dan hal ini dapat mempengaruhi tingkat keberanian individu dalam mengambil risiko, yang pada gilirannya mempengaruhi keputusan investasi atau alokasi sumber daya.
Ketidakseimbangan kimiawi dalam otak, seperti yang terlihat pada gangguan mood atau kecanduan, juga dapat mempengaruhi bias kognitif yang mengarah pada pengambilan keputusan ekonomi yang buruk. Pemodelan dari fenomena ini melibatkan pemahaman mengenai reaksi kimia dalam otak yang membentuk perilaku ekonomi, serta bagaimana neurotransmiter mempengaruhi persepsi dan respons individu terhadap insentif ekonomi.
3.5 Lapisan Kimia: Interaksi Molekuler
Interaksi kimia dalam otak memainkan peran penting dalam pembentukan persepsi dan keputusan individu. Proses-proses kimiawi seperti distribusi zat-zat neurokimia, termasuk dopamin, serotonin, dan hormon lainnya, berpengaruh besar terhadap bagaimana individu menginterpretasikan dan merespons berbagai situasi ekonomi. Interaksi ini dapat dimodelkan menggunakan persamaan reaksi-difusi, yang menggambarkan bagaimana zat-zat ini tersebar dan berinteraksi di dalam otak.
Reaksi kimia ini tidak hanya mempengaruhi emosi dan motivasi, tetapi juga bisa memperkuat atau meredakan bias kognitif yang sudah ada, yang akhirnya dapat mempengaruhi keputusan ekonomi. Oleh karena itu, pemahaman mengenai reaksi-difusi kimiawi dapat memberikan wawasan yang lebih dalam mengenai bagaimana proses kimiawi ini berkontribusi pada ketimpangan ekonomi.
3.6 Lapisan Fisika: Mekanika Kuantum
Pada tingkat yang lebih mendalam, interaksi antar partikel pada skala molekuler dipengaruhi oleh mekanika kuantum, yang mengatur perilaku partikel-partikel di dalam otak dan sistem biokimiawi. Prinsip mekanika kuantum, seperti prinsip ketidakpastian Heisenberg dan superposisi kuantum, memengaruhi bagaimana partikel-partikel berinteraksi dalam sistem yang sangat kecil, yang pada gilirannya mempengaruhi proses kimiawi dan biologis yang terjadi dalam otak.
Meskipun pengaruh mekanika kuantum terhadap ketimpangan ekonomi mungkin tidak langsung terlihat, pemahaman mengenai interaksi kuantum ini memberikan dasar yang lebih fundamental untuk menganalisis fenomena skala besar, seperti bagaimana molekul dan ion berperan dalam proses kognitif yang mengatur keputusan ekonomi.