Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ingin Kreatif? Pilih Istri yang Bawel dan Cerewet

15 Desember 2024   20:37 Diperbarui: 15 Desember 2024   20:40 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kasus Einstein: Kebisingan kantor paten adalah "pemantik" yang membuka pintu bawah sadarnya untuk melihat waktu dan ruang dengan cara yang berbeda.

Kasus Nabi Yusuf: Mimpi adalah simbol dari bawah sadar yang mengandung makna mendalam. Dalam keheningan penjara, Yusuf menyelami simbol-simbol itu dan menerjemahkannya menjadi kebijakan praktis.

Bagi Jung, kreativitas membutuhkan ketegangan, seperti dialog antara kesadaran dan ketidaksadaran, antara kebisingan luar dan keheningan batin. Gangguan eksternal bisa menjadi "pemantik" yang membuka tabir ide-ide besar.

Paradoks antara kebisingan dan keheningan, keterbatasan dan kebebasan, adalah bagian dari hakikat proses kreatif manusia. Dalam filsafat, kita belajar bahwa:

1. Kebisingan dan keterbatasan adalah pemantik (Hegel, Jung).
2. Ketenangan batin dapat ditemukan di tengah keterbatasan (Eksistensialisme).
3. Manusia bergerak dalam tarian yin dan yang (Taoisme).
4. Keheningan aktif membuka ruang kontemplasi (Heidegger).

Einstein, Ramanujan, Ibnu Haytam, Sayid Quthb, dan Nabi Yusuf adalah bukti bahwa kreativitas manusia lahir dari ketegangan antara realitas eksternal dan kebebasan batin yang tak terbatas. Kebisingan bukan musuh kreativitas; ia hanyalah latar bagi lahirnya cahaya yang lebih terang, seperti bintang yang hanya terlihat di langit malam.

Analisis Kasus dari Perspektif Teori-Teori Sains

Menghubungkan proses kreatif yang dialami oleh tokoh-tokoh seperti Einstein, Ramanujan, Ibnu Haytam, Sayid Quthb, dan Nabi Yusuf dengan teori-teori sains memberikan wawasan menarik tentang bagaimana lingkungan fisik dan psikologis mempengaruhi alur berpikir dan inovasi.

Berikut adalah beberapa teori sains yang relevan dalam memahami paradoks antara kebisingan dan kesunyian dalam proses kreatif.

1. Teori Sistem Kompleks (Complex Systems Theory)

Teori sistem kompleks menjelaskan bahwa sistem yang terdiri dari banyak elemen yang saling berinteraksi secara dinamis dapat menghasilkan perilaku yang tidak terduga, atau emergent behavior. Dalam konteks ini, kebisingan dan kesunyian dapat dilihat sebagai bagian dari sistem yang lebih besar yang mempengaruhi kreativitas.

Kebisingan berfungsi sebagai gangguan eksternal yang dapat meningkatkan ketegangan dalam sistem dan, dalam beberapa kasus, memicu inovasi. Misalnya, dalam kasus Einstein, kebisingan pekerjaan administratif di kantor paten bukanlah hal yang mengganggu, tetapi malah menciptakan ketegangan yang mendorong proses kreatifnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun