Menurut Martin Heidegger, dunia modern cenderung memaksa manusia berada dalam Gestell yaitu suatu kerangka berpikir yang menekan manusia untuk melihat dunia secara utilitarian, serba instrumen. Namun, keheningan yang aktif (seperti "kesendirian reflektif") adalah momen ketika manusia dapat "mendengar" kebenaran yang lebih mendalam.
Kasus Nabi Yusuf: Dalam penjara, ia memasuki ruang batin yang sunyi, bukan sunyi pasif, tetapi keheningan aktif yang penuh kontemplasi. Di sana ia "mendengarkan" petunjuk dari Tuhan yang kemudian diterjemahkan dalam teori ekonomi makro.
Kasus Einstein dan Ramanujan: Mereka mengalami kebisingan yang bukan sekadar distraksi, melainkan semacam ruang yang "tersembunyi". Kebisingan justru memberikan background noise yang membebaskan pikiran mereka dari tuntutan Gestell yang kaku.
Bagi Heidegger, ruang kebisingan dan keheningan sama-sama dapat membuka pintu menuju kebenaran. Kebisingan menantang pikiran untuk fokus, sementara keheningan memberi ruang untuk kontemplasi.
4. Filsafat Taoisme: Yin dan Yang dalam Kreativitas
Dalam filsafat Timur, terutama Taoisme, keseimbangan antara yin (keheningan, pasif, kosong) dan yang (gerak, bising, aktif) adalah kunci keharmonisan. Proses kreatif bukanlah memilih salah satu, tetapi menari di antara keduanya.
Kasus Ibnu Haytam dan Sayid Quthb: Penjara memberikan yin yaitu keterasingan dan keheningan. Namun dalam yin itu, muncul gerak yang aktif (yang), yaitu pemikiran dan karya besar.
Kasus Einstein dan Ramanujan: Kebisingan adalah unsur yang (aktif, penuh gerak), tetapi mereka menemukan yin, suatu ketenangan batin di dalam kebisingan itu.
Taoisme mengajarkan bahwa kreativitas adalah tarian di antara kontradiksi. Kebisingan menciptakan ketegangan yang dinamis, sementara keheningan memberikan ruang refleksi. Jika salah satunya dominan secara berlebihan, proses kreatif justru membeku.
5. Psikoanalisis Jung: Shadow dan Pemantik Ketidaksadaran
Carl Jung menekankan bahwa banyak gagasan kreatif muncul dari alam bawah sadar, yang sering dipicu oleh pemantik eksternal, baik kebisingan, penderitaan, maupun keterasingan.