Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ingin Kreatif? Pilih Istri yang Bawel dan Cerewet

15 Desember 2024   20:37 Diperbarui: 15 Desember 2024   20:40 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Teori inovasi menganggap bahwa keberagaman input eksternal (baik kebisingan maupun kesunyian) adalah faktor yang mendorong lahirnya ide-ide kreatif dan solusi inovatif.

4. Teori Chaos dan Fraktal

Teori chaos mengungkapkan bahwa sistem yang tampaknya acak sebenarnya memiliki pola yang mendalam. Pola ini tidak dapat dipahami dengan cara yang linier, tetapi melalui analisis pola fraktal yang sering muncul dalam keadaan kacau.

Kebisingan dalam kehidupan sehari-hari sering kali menghasilkan kacau-balau yang sepertinya tidak berhubungan, tetapi dari kekacauan ini bisa muncul pola-pola kreatif yang baru. Einstein, dalam kesibukan kantor paten, menghadapi kekacauan administratif yang membantunya untuk melihat keteraturan yang lebih dalam tentang hukum-hukum alam.

Kesunyian, meskipun lebih teratur, juga memerlukan pemahaman fraktal, dimana kesunyian itu sendiri bisa mengandung pola-pola kecil yang berulang, yang jika digali lebih dalam, mengarah pada wawasan besar, seperti halnya yang dilakukan oleh Ibnu Haytam saat menyusun prinsip-prinsip dasar optik.

Teori chaos dan fraktal mengajarkan bahwa baik kebisingan maupun kesunyian dapat membawa kepada penemuan pola tersembunyi yang memiliki nilai luar biasa dalam inovasi dan penemuan.

5. Teori Kognitif: Load dan Manajemen Beban Mental (Cognitive Load Theory)

Teori beban kognitif menjelaskan bagaimana otak manusia mengelola berbagai informasi yang masuk. Ketika otak menerima terlalu banyak input, baik itu dari kebisingan eksternal atau dari proses internal yang tidak terstruktur, maka beban mental meningkat dan dapat membatasi kreativitas. Namun, dalam jumlah yang tepat, kebisingan dapat merangsang kreativitas dengan mendorong otak untuk mencari cara-cara baru dalam mengorganisir informasi.

Kebisingan di tempat kerja atau lingkungan sosial sering meningkatkan beban mental, namun terkadang hal ini memaksa otak untuk mengatur ulang prioritas dan mencari solusi inovatif. Dalam kasus Sayid Quthb, penjara dengan segala kekurangannya justru memberikan latar untuk memproses banyak gagasan besar dengan cara yang baru.

Kesunyian memungkinkan otak untuk mengelola beban mental lebih efektif, memungkinkan pemikiran yang lebih mendalam dan kompleks, seperti yang terlihat pada Ramanujan dan Ibnu Haytam yang dalam kesunyian menemukan cara untuk menghubungkan konsep-konsep matematis dan ilmiah yang berbeda.

Teori kognitif menunjukkan bahwa keseimbangan antara kebisingan dan kesunyian adalah kunci dalam pengelolaan beban mental yang mendorong kreativitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun