Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Solusi atas z>=13 Cosmic Conundrum, Ho Tension, S8 Tension, Cosmic Curvature Tension

22 Maret 2024   10:27 Diperbarui: 3 Mei 2024   10:24 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika posisi sumber gaya berada di dalam sistem, lalu sistem bergerak searah posisi sumber gaya, maka dapat pastikan gaya bekerja dengan menarik.

Hal sebaliknya terjadi jika posisi sumber gaya berada di luar sistem dan sistem bergerak searah posisi sumber gaya, maka gaya menariknya. Jika posisi sumber gaya berada di luar sistem dan sistem bergerak berlawanan arah dengan posisi sumber gaya, maka gaya mendorongnya.

Dalam konteks gaya sebagai besaran vektor, maka yang penting bukan saja arah gaya dan besaran gaya tersebut, tetapi juga di mana posisi gaya terhadap sistem.

Jika besaran gaya internal sistem diketahui nilainya sehingga menyebakan jumlah pergeseran tertentu dengan kecepatan tertentu, maka tambahan kecepatan yang terjadi bisa dipastikan berasal dari gaya di luar sistem.

Jika F(tot) > F(d) maka F(tot) = F(d) + F(t)

Sehingga dapat diketahui bahwa :

a(tot) = a(d) + a(t)

a(t) = a(tot) -- a(d)

Semesta Yang Ditarik

Bagaimana jika kita menerapkan kedua perspektif ini ke semesta? Apakah accelerating universe yang dipahami pertama kali sejak 1998 itu mengembang karena didorong oleh dark energy atau ditarik oleh suatu energi dari luar semesta?

Matematika di balik geometri ruang-waktu sebagaimana tergambar oleh persamaan Realtivitas Umum dan Metrik FLRW mungkin sangat rumit, tetapi bagaimana pun hukum-hukum fisika di mana pun sama saja di semesta ini menurut prinsip homogen dan isotropik, sehingga prinsip gaya pada fisika klasik dapat digunakan untuk memahami perilaku gaya dalam persepektif Relativitas Umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun