" Ya memang betul aku melakukan pesugihan . Selama 3 bulan terakhir , aku sudah menumbalkan 3 orang untuk menambah kekayaanku , Rian . Tumbal pertama namanya Alin . Dia adalah operator warnet yang bekerja di sini sebelum Erin . Yang kedua .. laki - laki yang meninggal di COM 14 . Kau tahu , makhluk hitam itu ingin meminta tumbal seorang laki - laki dan pilihannya jatuh pada COM 14 . Aku harus menuruti kehendaknya jika tidak dia akan melenyapkan semua hartaku . Dan Erni .. aku yakin kau pun mengetahuinya . " pak Tejo mengisap rokoknya sambil menghembuskan asapnya ke wajahku .
Aku sudah tak tahan lagi mendengar perkataannya . Kupingku panas . Darahku serasa mendidih dan meletup - letup . Aku sudah mengepalkan kedua tanganku , rasanya aku ingin memberikan bogem mentahku ke wajahnya , namun anehnya aku tak bisa menggerakkan tubuhku . Kaku , ada sesuatu yang tak kasat mata mengunci tubuhku .
" JAHANAM ! Kau tega mengorbankan semua orang di sekitarmu demi memuaskan kepentinganmu ! " kata - kata itu keluar begitu saja dari mulutku . Makian itu saja yang bisa mewakili kemarahanku
" Jahanam katamu ? Dengar ya , aku sudah bosan bertahun - tahun hidup dalam kemiskinan . Aku selalu iri jika melihat orang - orang sukses dengan harta dan kekayaan yang melimpah . Istri dan anakku pergi meninggalkanku karena aku tak punya apa - apa . Aku datang ke dukun dan meminta pesugihan agar aku lepas dari kubang kemiskinan . Dan sekarang kau lihat , aku kaya , aku punya segala yang kumau . Hahaha ! "
Gelegar tawa pak Tejo membuat nyaliku ciut . Aku hanya bisa menggeleng pelan , air mataku tek henti berderai membasahi pipi .
" Sekarang bulan purnama , sudah waktunya makhluk itu menikmati tumbalnya yang keempat . Selamat tinggal Rian . "
Pak Tejo menjentikkan jarinya dan makhluk itu sudah berada di hadapannya . Makhluk hitam raksasa menatap garang ke arahku . Aku diam mematung , tak bisa melakukan apa - apa . Aku sadar di sinilah akhir hidupku . Aku juga akan menemui Erni di alam baka .
Pandanganku menghitam dan gelap .
The End
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H