Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Warnet

4 Mei 2015   17:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:23 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mataku masih saja mengamati seseorang yang berada di dalamCOM 14 . Billing internet yang disewanya habis dan sudah waktunya ia keluar dari bilik tersebut . Tapi sudah kutunggu sampai 3 menit ia belum keluar dari sana padahal ada seseorang yang akan menyewanya .

Namun ada satu keanehan yang terlihat di sana . Aku melihat seseorang dalam bilik tersebut tertunduk dengan wajah mengenai papan keyboard . Aku sudah mengira pasti ia tertidur . Tapi bagaimana dia bisa tidur dengan kondisi warnet yang dikerubungi oleh suara loud speaker yang riuh dan ribut . Entahlah , yang pasti aku akan ke sana untuk membangunkan orang itu .

Ketika kakiku hendak melangkah , kumerasakan hawa tak enak di sekitar bilik itu . Itu semakin menguat dengan suhu bilik yang turun drastis sehingga bulu romaku berdiri tegak . Aku menekuk kedua kakiku dan mengguncang - guncang badannya . Aku sedikit terkesiap , badannya mendingin dan kaku . Pikiranku semakin liar dengan dugaan - dugaan buruk tentang orang tersebut . Aku mulai panik dan langsung mendorong badannya ke belakang .

Ya Tuhan !

Wajahnya tegang memucat dengan mata terbeliak hampir melompat keluar . Dari dalam mulutnya keluar seperti cairan kental kehitam - hitaman berbau busuk dan anyir membasahi papan keyboard . Aku yang tak kuasa menahan bau menjijikkan tersebut , spontan memuntahkan segala isi perutku . Orang - orang yang melihatku muntah , berduyun - duyun mendatangi bilik di mana aku berada . Mereka terperanjat melihat mayat seorang pria sudah meregang nyawa dengan kondisi mengerikan .

Aku lupa , aku belum sempat memperkenalkan diriku . Aku hanyalah anak dari keluarga serba pas - pasan yang mengadu nasib di luar kota . Namaku Rian . Setelah aku tamat SMK aku memilih bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupku . Sebenarnya aku ingin sekali melanjutkan kuliah , tapi karena keuangan orang tuaku yang serba pas - pasan , aku mengurungkan niatku untuk kuliah . Aku memilih untuk melamar sebagai seorang operator warnet sekaligus memanfaatkan kemampuan keahlianku dalam mengolah program - program komputer .

Awalnya aku bekerja di sebuah toko Handphone tiga bulan lalu namun aku memilih mengundurkan diri dari sana dengan alasan keluarga . Kemudian aku menjatuhkan lamaranku pada sebuah warnet yang sedang mencari lowongan kerja sebagai operator warnet . Akuditerima di sebuah warnet yang berada di sebuah ruko bertingkat di sebuah perumahan . Ada kesan tak enak ketika aku hendak memasuki warnet tersebut .

Hembusan angin dingin di tengah hari sontak membuat bulu kudukku berdiri tegak . Kumerasa sepasang mata tengah memata - mataiku ketika aku menginjakkan kaki pertama kali di sana . Dalam hati , aku mencoba menepis segala hal - hal berbau mistis dengan berdoa dalam hati . Aku sudah lumayan tenang meskipun rasa takut masih membayangi pikiranku . Kemudian , pandangan mataku beralih pada operator warnet yang tengah berjaga . Sempat ragu terbesit , tapi aku coba memberanikan diri untuk bertanya .

" Permisi , apa benar di sini menerima lowongan pekerjaan sebagai operator warnet ? " tanyaku pada operator tesebut .

Sang operator mengalihkan perhatiannya padaku .

" Anda yakin mau bekerja di sini ? " ia malah balik bertanya padaku . Cara dirinya menatapku penuh keraguan tapi ada kekhawatiran di sana . Aku tak mengerti apa maksudnya ia bertanya seperti itu padaku , tapi aku hanya mengabaikannya .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun