Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Rania #12 - End

18 November 2014   01:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:35 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Melihat lawan nya tak berdaya lagi , Armand langsung bergegas memburu kedua "mangsa" nya tersebut

" KALIAN BERDUA TAKKAN BISA LARI DARI PULAU INI ! " pekik Armand , matanya melotot memandang dengan jelalatan sekelilingnya manatahu mereka berdua masih berada di sekitar sana .

Sementara itu , Agun masih tergeletak tak sadarkan diri . Sebuah ruangan yang bercahaya menyilaukan mata Agun dan membuatnya terbangun . Kemudian , dia berdiri dan melihat ada sebuah cahaya yang sangat terang di depannya . Cahaya itu seakan menyuruhnya untuk pergi ke sana . Kakinya bergerak dan mulai mendekati cahaya itu . Selangkah demi selangkah , dia hampir sampai ke cahaya itu , tiba - tiba , dia mendengar suara desahan nafas yang tak beraturan seperti orang yang mengikuti lomba lari marathon .

" Suara apa itu ? S'perti suara desahan nafas ? Tapi siapa ? " suara itu mengalihkan perhatiannya .

Ruangan bercahaya itu tiba - tiba berubah menjadi gelap pekat . Ini  membuat Agun mulai panik dan gelisah . Dia mencoba menarik napas dalam - dalam dan membuang dengan satu hembusan besar . Ruangan gelap itu berubah menjadi sebuah layar lebar yang memproyeksikan apa yang terjadi di sekitarnya .

" I...i..tu Raka & Rahel ! " dia melihat kedua temannya itu sedang berlari dan sesekali menengok ke belakang s'perti dikejar oleh  ' sesuatu ' .

" Dan itu .. "

Dia begitu terkejut , matanya melotot memandang Armand , raut wajahnya picik dan penuh amarah . Menggenggam erat sebuah pisau di tangannya . Pasti inilah yang membuat kedua temannya itu berlari tergesa - gesa . Layar itu seketika hilang dan ruangan itu kembali gelap seperti semula .

" Aku harus menolong mereka , tapi bagaimana aku bisa keluar dari sini ? "

Agun mencoba memejamkan matanya . Dalam hati , dia menyugestikan bahwa dia akan keluar dari sana .

" Aku harus menyelamatkan mereka .. " kalimat itu terus berulang - ulang diucapkan dalam hatinya . Terus menerus diucapkan hingga membuat dirinya tersentak . Ia merasa rohnya yang melayang jauh entah ke mana - mana , kini sudah kembali ke tubuh asalnya .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun