Dia mencoba bangkit tapi rasa sakit masih terasa di bagian kaki dan tangannya . Ia melihat darah yang keluar dari kaki dan tangannya membasahi lantai , tapi luka itu sudah mengering . Agun masih mencoba menopang dirinya agar tidak goyah karena kehabisan cukup banyak darah . Meskipun pandangannya agak kabur , ia mencoba mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk 'menghabisi' Armand . Ia menemukan sebilah pedang panjang berkilap tidak jauh dari sisinya dan mengambilnya .
" Tunggu aku ... Raka ... Tunggu aku ... Rahel aku akan menyelamatkan kalian .. " kata Agun dalam hatinya .
Agun menaiki tangga kecil itu dengan langkah tergontai - gontai menyusul teman - temannya .
Raka & Rahel masih dalam perjalanan menuju desa Baturaja untuk mencari bantuan . Keduanya terus berlari dengan napas terengah - engah sesekali melihat kebelakang , apakah Armand masih mengejar mereka .
" Hel .. kita berhenti dulu di sini ... aku sudah sangat capek ... " wajah Raka terlihat pucat karna kehilangan banyak darah , desah nafas nya tak beraturan .
Rahel yang mengerti kondisi Raka , mengambil tempat istirahat di balik pohon besar , duduk untuk mengambil tenaga , lagipula dirinya juga begitu lelah berlari tak menentu , dikejar - kejar oleh " kematian " .
Raka masih menggenggam tangan nya berharap darah yang mengalir dapat terhenti . Rahel berinisiatif membalut luka di tangan Raka dengan membalut nya dengan sapu tangan miliknya . Raka membuka tangan nya pelan - pelan dan darah di sekitar luka nya mulai mengering , walaupun ada saja sedikit darah yang menetes .
Rahel membalut luka nya dengan sangat hati - hati agar tidak membuat nya merasa nyeri .
" Rahel ? " Armand berbicara agak mendesah .
" Ada apa Rang ? "
" Aku cuma ingin minta maaf ... "