Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Rania #12 - End

18 November 2014   01:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:35 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Dia mencoba bangkit tapi rasa sakit masih terasa di bagian kaki dan tangannya . Ia melihat darah yang keluar dari kaki dan tangannya membasahi lantai , tapi luka itu sudah mengering . Agun masih mencoba menopang dirinya agar tidak goyah karena kehabisan cukup banyak darah . Meskipun pandangannya agak kabur , ia mencoba mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk 'menghabisi' Armand . Ia menemukan sebilah pedang panjang berkilap tidak jauh dari sisinya dan mengambilnya .

" Tunggu aku ... Raka ... Tunggu aku ... Rahel aku akan menyelamatkan kalian .. " kata Agun dalam hatinya .

Agun menaiki tangga kecil itu dengan langkah tergontai - gontai menyusul teman - temannya .

Raka & Rahel masih dalam perjalanan menuju desa Baturaja untuk mencari bantuan . Keduanya terus berlari dengan napas terengah - engah sesekali melihat kebelakang , apakah Armand masih mengejar mereka .

" Hel .. kita berhenti dulu di sini ... aku sudah sangat capek ... " wajah Raka terlihat pucat karna kehilangan banyak darah , desah nafas nya tak beraturan .

Rahel yang mengerti kondisi Raka , mengambil tempat istirahat di balik pohon besar , duduk untuk mengambil tenaga , lagipula dirinya juga begitu lelah berlari tak menentu , dikejar - kejar oleh " kematian " .

Raka masih menggenggam tangan nya berharap darah yang mengalir dapat terhenti . Rahel berinisiatif membalut luka di tangan Raka dengan membalut nya dengan sapu tangan miliknya . Raka membuka tangan nya pelan - pelan dan darah di sekitar luka nya mulai mengering , walaupun ada saja sedikit darah yang menetes .

Rahel membalut luka nya dengan sangat hati - hati agar tidak membuat nya merasa nyeri .

" Rahel ? " Armand berbicara agak mendesah .

" Ada apa Rang ? "

" Aku cuma ingin minta maaf ... "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun