Melihat lawan nya tak berdaya lagi , Armand langsung bergegas memburu kedua "mangsa" nya tersebut
" KALIAN BERDUA TAKKAN BISA LARI DARI PULAU INI ! " pekik Armand , matanya melotot memandang dengan jelalatan sekelilingnya manatahu mereka berdua masih berada di sekitar sana .
Sementara itu , Agun masih tergeletak tak sadarkan diri . Sebuah ruangan yang bercahaya menyilaukan mata Agun dan membuatnya terbangun . Kemudian , dia berdiri dan melihat ada sebuah cahaya yang sangat terang di depannya . Cahaya itu seakan menyuruhnya untuk pergi ke sana . Kakinya bergerak dan mulai mendekati cahaya itu . Selangkah demi selangkah , dia hampir sampai ke cahaya itu , tiba - tiba , dia mendengar suara desahan nafas yang tak beraturan seperti orang yang mengikuti lomba lari marathon .
" Suara apa itu ? S'perti suara desahan nafas ? Tapi siapa ? " suara itu mengalihkan perhatiannya .
Ruangan bercahaya itu tiba - tiba berubah menjadi gelap pekat . Ini membuat Agun mulai panik dan gelisah . Dia mencoba menarik napas dalam - dalam dan membuang dengan satu hembusan besar . Ruangan gelap itu berubah menjadi sebuah layar lebar yang memproyeksikan apa yang terjadi di sekitarnya .
" I...i..tu Raka & Rahel ! " dia melihat kedua temannya itu sedang berlari dan sesekali menengok ke belakang s'perti dikejar oleh  ' sesuatu ' .
" Dan itu .. "
Dia begitu terkejut , matanya melotot memandang Armand , raut wajahnya picik dan penuh amarah . Menggenggam erat sebuah pisau di tangannya . Pasti inilah yang membuat kedua temannya itu berlari tergesa - gesa . Layar itu seketika hilang dan ruangan itu kembali gelap seperti semula .
" Aku harus menolong mereka , tapi bagaimana aku bisa keluar dari sini ? "
Agun mencoba memejamkan matanya . Dalam hati , dia menyugestikan bahwa dia akan keluar dari sana .
" Aku harus menyelamatkan mereka .. " kalimat itu terus berulang - ulang diucapkan dalam hatinya . Terus menerus diucapkan hingga membuat dirinya tersentak . Ia merasa rohnya yang melayang jauh entah ke mana - mana , kini sudah kembali ke tubuh asalnya .