Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bisikan Kematian

16 Januari 2015   20:39 Diperbarui: 22 Juli 2016   15:05 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Terimakasih kawan . Ya mungkin hanya kesabaranlah yang kita butuhkan saat ini . "

" Tapi kau tahu ? Polisi sudah mengantongi ciri - ciri pembunuh tersebut . " potong Sasya .

" Ciri - ciri ? " Sarah bertanya balik pada Sasya .

" Ada saksi mata yang melihat seseorang memakai jaket hitam dan terlihat dari kejauhan dia memakai penutup wajah , sedang keluar dari taman itu . " jelas Sasya .

Sarah terkesiap dengan perkataan Sasya . Jantungnya berdegup cepat dan nafasnya memburu , ia mengalihkan pandangannya ke arah lain .

" Sarah kamu baik - baik saja ? Kelihatannya kamu tiba - tiba panik ? "

" Oh , ha . Aku baru ingat kalau hari ini aku masuk sama Pak Januar . Kamu tahu kan pak Januar gak bisa nengok muridnya telat . Sampai jumpa nantinya . " Sarah beranjak dari tempat Sasya sambil melambaikan tangan padanya .

Sementara itu , Sasya terlihat keheranan melihat perubahan tingkah laku temannya itu . Ia tak mau ambil pusing dengan hal itu , kemudian juga beranjak dari sana .

Di tempat Sarah , ia terlihat melangkah kakinya lebih cepat . Mungkin alasan yang diutarakannya tadi hanya bermaksud untuk mengusir temannya secara halus . Masih terngiang di pikirannya , kata - kata Sasya barusan . ' Jaket hitam ' dan ' penutup wajah ' , menggema , memenuhi ruang - ruang kosong di sela - sela otaknya .  Sarah yang masih fokus dengan langkahnya , melihat wanita memakai jaket hitam melewatinya , berlawanan arah . Ia hanya meninggalkan seulas senyum tipis yang perlahan pudar di bibirnya . Dia menghilang bersamaan dengan sebuah gumaman , lenyap oleh desiran angin .

" Bunuh dia ... "

Sarah bergeming . Kata - kata itu seakan merasuki dirinya , menguasai pikirannya untuk sesaat , sebelum ia melanjutkan perjalanannya .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun