Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bisikan Kematian

16 Januari 2015   20:39 Diperbarui: 22 Juli 2016   15:05 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Hey Sarah . Kamu baru datang ? " sahut Sasya .

" Iya nih . Aku penasaran aja kok pagi - pagi begini pada ramai . Ada apa ? "

" Jadi kamu benar - benar gak tahu sama sekali berita tentang Sari dan Frans ? " ujar Sasya .

" Enggak . " Sarah menggidikan bahunya .

Sarah hanya manyun dan mengernyitkan dahinya , ia sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan oleh temannya itu . Ia memandang tajam ke arah mata temannya itu dan berharap ia mendapatkan jawaban atas rasa penasarannya itu .

" Frans dan Sari tewas dibunuh . " kata Sasya datar .

" APA ?! " kata - kata itu otomatis keluar dari mulutnya . Sadar suara itu membuat terkejut di sekitarnya , ia langsung mengatupkan kedua tangannya ke mulutnya .

" Astaga ! Kapan pembunuhan itu terjadi ?! " tanya Sarah sambil menurunkan kedua tangannya dari mulutnya .

" Itu terjadi kemarin . Kau tahu danau yang berada di taman kota , di situlah mayat Frans dan Sari ditemukan tewas mengambang di pinggiran danau . Dan yang lebih mengenaskannya lagi , di tubuh mereka ada banyak luka di tusuk . Kelihatannya pembunuh itu secara membabi buta menikam mereka . "

" Mengerikan sekali . Aku tidak menyangka ada orang yang setega itu membunuh mereka . Aku juga turut berduka pada Sari .  Aku tak menduga teman baikku akan pergi secepat itu . " tutur Sarah .

" Jangan bersedih seperti itu teman . Mungkin kepergian Sari sudah menjadi kehendak Mahakuasa . Kita hanya bisa bersabar menghadapinya . " kata Sasya mencoba menenangkan temannya yang sedang berduka itu .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun