" Maafin aku Arini , maafin aku ... aku gak bisa berbuat apa - apa buat nolongin kamu .. aku enggak pantas jadi sahabatmu . " ujarnya dalam tangis .
" Kamu tidak perlu menyesal seperti itu , Sarah . " suara mezosopran itu mengalihkan perhatian Sarah yang sembari tadi menangis .
" A-rini ? " Sarah tersentak .
" Kau sudah membantuku sejauh ini , Sarah . "
" Apa maksudmu ?! " Sarah meninggikan nada suaranya .
" Ya akulah dalang atas kematian mereka dan kau tahu ... tangan siapa yang sudah membunuh mereka ... " Arini membelalakan matanya . Ia memandang wajah Sarah sambil melebarkan senyum lebar di bibir pucatnya .
" Ja-ja-di ka-kau ? " Bibirnya gemetaran , kakinya sudah tak mampu menumpu berat badannya .
" Tidak ! Tidak Mungkin ! Aku tidak mungkin membunuh mereka ! " Sarah memekik keras , ia terenyak . Dirinya tak sanggup menerima kenyataan bahwa ia sendirilah yang membunuh temannya .
" Apakah kau tak menganggapku sahabatmu lagi , Sarah ! " hardik Arini .
Sarah terdiam .
Kemudian , sosok berpakaian hitam itu merasuki tubuh Sarah . Ia terbangun dari tidurnya . Matanya terbelalak , menatap tajam sekelilingnya . Ini bukan Sarah seperti biasanya . Bola matanya memerah , aura mistis menyeruak dari tubuhnya . Mulutnya menggumam , menggeram mengeluarkan erangan tak jelas . Dengan tergesa - gesa , ia mengeluarkan sesuatu dari laci pakaiannya , t'rus beranjak dari sana .