Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bisikan Kematian

16 Januari 2015   20:39 Diperbarui: 22 Juli 2016   15:05 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Kau sudah berubah , Fandy .. " Sarah memalingkan kepalanya sambil menunduk rendah .

" Maafkan aku , Arini ... " ujar Fandy .

" kalau begitu ... MATILAH KAU ! " Sekejap saja , Sarah mendongakkan kepalanya , ia langsung mengangakat pisaunya tinggi bersiap untuk menikamnya .

Secepat kilat , Fandy memegangi tangan kiri - kanannya dengan kedua tangannya . Tenaga Sarah cukup kuat , mungkin seimbang dengan dirinya . Hampir - hampir , mata pisau yang dingin itu menyentuh kulitnya , tapi Fandy berhasil mendesaknya , hingga itu terjengkang ke tanah .

Tak butuh waktu lama , Sarah bangkit berdiri , ia sudah siap menyerang Fandy lagi . Pisau yang berada di tangannya digenggamnya erat - erat agar tak lepas dari genggamannya . Sarah menyongsong Fandy yang sedang memegang sesuatu di dalam kantong celana panjangnya .

Dorr !

Sebutir timah panas menembus dada Sarah . Ia membelalakan matanya , tangannya memegengi dadanya yang mulai mengalir darah segar di sana .

" Aku terpaksa melakukannya , Sarah , maafkan aku ... selamat tinggal . " Fandy memasukkan kembali pistolnya ke dalam saku celanannya , seraya berlalu meninggalkan Sarah yang sudah ambruk di atas tanah .

Fandy melirik ke kanan - kirinya , manatahu ada orang selain dia yang melihat kejadian ini - sepi , hanya dia seorang saja yang berada di taman itu .

Sarah sudah terkapar lemah , tak melihat seseorang pun di sana . Fandy sudah pergi . Pandangannya mulai terlihat buram . Hanya samar - samar sekelebat bayangan hitam sedang  berdiri di hadapannya .

" Kau akan menjadi temanku di neraka nanti , Sarah . " pungkas sosok itu sembari menghilang dari pandangannya . Kini semuanya betul - betul gelap , ia tak merasakan jiwanya berada di raganya lagi .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun