Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bisikan Kematian

16 Januari 2015   20:39 Diperbarui: 22 Juli 2016   15:05 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Jangan ... "

Fitri hanya mendelik saat ia menyadari pisau itu sudah bersarang di perutnya . Dari mulutnya , sudah mengalir darah segar yang kini memenuhi bibirnya . Belum puas rasanya , Sarah mencabut pisaunya dan menusuk ke bagian dadanya , berkali - kali , hingga ia kehabisan darah .

Tubuh lemas bersimbah darah itu sudah tergeletak di atas tanah . Tawa kemenangan menggema dari mulut sang gadis , ia puas melihat korbannya tak berdaya lagi di hadapannya . Kesenangannya ini terganggu ketika seseorang datang menondongkan pistolnya ke kepalanya .

" Angkat tanganmu ! "

Sarah refleks mengangkat tangannya , mendengar perintah yang diucapkan dari belakang . Ia melirik perlahan kebelakang dan ternyata ...

" Fandy ! "

" Arini , hentikan semua ini . Kamu sudah membunuh semua teman - temanmu dengan memakai raga Sarah dan sekarang kumohon keluarlah dari raga Sarah . " tutur Fandy .

" Tidak Fandy . Aku tidak ingin keluar dari tubuh ini . Jika kau ingin membunuhku , maka bunuhlah aku bersama dengan gadis ini . "

" Sadarilah Arini , kau sudah salah langkah . Kembalilah ke alammu . "

" Tidak Fandy . Aku tidak mau ! Aku terlanjur mencintaimu dan dengan memakai tubuh inilah akau bisa menemuimu , Fand . Apakah kau tidak mencintaiku lagi ? " Tatapannya yang garang kini berubah lembut sayu , kasih sayang terpancar dari bola matanya yang jernih .

" Aku memang mencintaimu , Arini . Tapi lihatlah . Kita sudah berbeda dunia . Takkan mungkin kita bisa bersatu . " Fandy berbicara pelan - pelan , membujuk agar ia mau menghentikan niatnya tersebut .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun