Sarah terlonjak mendapati dirinya ada di sebuah tempat yang tak terasa asing baginya . Ia melihat ada sekumpulan anak muda yang bergerombol sedang merundingkan sesuatu .
" Apakah kita sudah bisa menjalankan rencana kita ? " tanya salah satu perempuan yang berada di sana .
" Ya sudah bisa donk . Lagipula gua kesal banget sama itu anak . Belagak cantik , caper dan sok populis banget . "
Sarah menyipitkan matanya lalu mencoba mendekat . Ia ingin melihat dengan jelas siapa yang sedang berbicara di sana .
" Itu kan ... "
Sarah tercekat . Sesak bergemuruh di dadanya . Darahnya mengalir kencang berpacu dalam nadi . Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri , Sari , almarhumah temannya berada dalam gerombolan itu . Sarah berlari menuju teman - teman , tapi ada yang aneh , teman - temannya tak melihat keberadaannya , ia seperti hantu di tengah keramaian .
" Ngomong - ngomong , si Arini loe sekap di mana , Sya ? "
" Dia masih di gudang kok . "
" Gimana apa langsung kita bawa aja ke balkon terus kita jatuhin dia sana ? "
" Boleh juga ide lo . Lagian , gua gak sudi anggap dia sebagai anggota The Miraclious lagi . Yok kita cabut . "
Sarah tak menyangka bahwa yang membunuh Arini adalah teman - teman satu gengnya sendiri ' The Miraclious ' . Ternyata hal sepele ini yang membuat Arini sahabat baiknya dalam geng itu harus meregang nyawa secara mengenaskan 1 minggu yang lalu . Arini meninggal dengan tubuh bersimbah darah . Tulang tengkoraknya pecah . Dari sana , darah segar mengucur deras menggenangi lantai tempatnya tergeletak . Sarah hanya bisa menangis pilu , menyesal tak bisa menyelamatkan sahabatnya dari niat jahat kawan - kawannya tersebut .