Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bisikan Kematian

16 Januari 2015   20:39 Diperbarui: 22 Juli 2016   15:05 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sarah terlonjak mendapati dirinya ada di sebuah tempat yang tak terasa asing baginya . Ia melihat ada sekumpulan anak muda yang bergerombol sedang merundingkan sesuatu .

" Apakah kita sudah bisa menjalankan rencana kita ? " tanya salah satu perempuan yang berada di sana .

" Ya sudah bisa donk . Lagipula gua kesal banget sama itu anak . Belagak cantik , caper dan sok populis banget . "

Sarah menyipitkan matanya lalu mencoba mendekat . Ia ingin melihat dengan jelas siapa yang sedang berbicara di sana .

" Itu kan ... "

Sarah tercekat . Sesak bergemuruh di dadanya . Darahnya mengalir kencang berpacu dalam nadi . Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri , Sari , almarhumah temannya berada dalam gerombolan itu . Sarah berlari menuju teman - teman , tapi ada yang aneh , teman - temannya tak melihat keberadaannya , ia seperti hantu di tengah keramaian .

" Ngomong - ngomong , si Arini loe sekap di mana , Sya ? "

" Dia masih di gudang kok . "

" Gimana apa langsung kita bawa aja ke balkon terus kita jatuhin dia sana ? "

" Boleh juga ide lo . Lagian , gua gak sudi anggap dia sebagai anggota The Miraclious lagi . Yok kita cabut . "

Sarah tak menyangka bahwa yang membunuh Arini adalah teman - teman satu gengnya sendiri ' The Miraclious ' . Ternyata hal sepele ini yang membuat Arini sahabat baiknya dalam geng itu harus meregang nyawa secara mengenaskan 1 minggu yang lalu . Arini meninggal dengan tubuh bersimbah darah . Tulang tengkoraknya pecah . Dari sana , darah segar mengucur deras menggenangi lantai tempatnya tergeletak . Sarah hanya bisa menangis pilu , menyesal tak bisa menyelamatkan sahabatnya dari niat jahat kawan - kawannya tersebut .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun