Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bisikan Kematian

16 Januari 2015   20:39 Diperbarui: 22 Juli 2016   15:05 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hamparan langit hitam terbentang di angkasa , tak ada satupun bintang - bintang terang menghiasi malam mencekam . Suara jangkrik mengalun seirama bagai okestra dipandu oleh dirigen ahli . Semburat cahaya putih turun menyinari apa saja yang dinaunginya . Sepasang manusia berlainan jenis sedang asyik bercanda , tertawa lepas , tak menghiraukan sunyinya malam yang membuat buluk kuduk merinding .

" Sayang , aku senang malam ini bisa berdua dengan kamu . " ujar Andi sambil mengelus - elus lembut rambut hitam yang tergerai di hadapannya .

" Aku juga sayang . Walaupun cahaya lampu taman meremang , kalau ada kamu taman ini serasa ada yang menerangi ." ucap Fitri yang malu - malu , wajahnya bersemu .

Sepasang mata memandang mereka penuh amarah di dada . Ia meremas - remas kuat pisau yang berada digenggamannya lalu beranjak dari tempat persembunyian gelapnya . Ia mempercepat langkah kakinya menuju tempat di mana sepasang muda - mudi sedang asyik memadu kasih . Kini ia sudah berada di hadapan mereka . Mereka sontak kaget , seorang misterius memegang pisau kini sudah terancung di depan mata mereka . Dengan kasarnya , ia menarik kerah baju sang lelaki dan mencampakkannya ke tanah . Lelaki itu terjengkang , secepatnya ia berusaha untuk berdiri . Tapi naas , gadis itu langsung melompat ke tubuh lelaki dan siap menghujamkan pisau itu ke tubuhnya .

Untung gadis yang berada di belakangnya , dengan sigap memegang tangan perempuan itu , berusaha menahan agar terjangan pisau itu tak mengenai tubuh kekasihnya tersebut .

" Lepaskan tanganku ! " bentak gadis yang memegang pisau itu .

Sementara tangan kanannya masih dipegang oleh Fitri , gadis tersebut menggunakan tangan kirinya untuk mencekik leher pria itu . Pria yang terdesak itu , berusaha meninju wajah gadis itu agar ia mau melepaskan cengkraman di lehernya itu , namun tak sedikit itu pukulannya membuatnya merasa sakit , malah ia semakin menguatkan cengkraman tangannya , membuat pria itu mulai kehabisan nafas .

Dengan sekali hentakan saja , membuat Fitri terjerembab . Ia memekik kecil  , menahan rasa sakit yang diterimanya .

" AKHH ! "

Pria itu meronta keras . Pisau tajam itu berulang kali menghujam tubuhnya . Raut wajahnya tak sanggup menyimpan rasa perih luar biasa yang mendera badannya . Tak sanggup ia bertahan lagi hingga ia sudah berhenti menghembuskan nafasnya . Malaikat maut sudah menjemput jiwanya menuju peristirahatan yang abadi di akhirat sana .

" Andiiii .... !! "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun