Hamparan langit hitam terbentang di angkasa , tak ada satupun bintang - bintang terang menghiasi malam mencekam . Suara jangkrik mengalun seirama bagai okestra dipandu oleh dirigen ahli . Semburat cahaya putih turun menyinari apa saja yang dinaunginya . Sepasang manusia berlainan jenis sedang asyik bercanda , tertawa lepas , tak menghiraukan sunyinya malam yang membuat buluk kuduk merinding .
" Sayang , aku senang malam ini bisa berdua dengan kamu . " ujar Andi sambil mengelus - elus lembut rambut hitam yang tergerai di hadapannya .
" Aku juga sayang . Walaupun cahaya lampu taman meremang , kalau ada kamu taman ini serasa ada yang menerangi ." ucap Fitri yang malu - malu , wajahnya bersemu .
Sepasang mata memandang mereka penuh amarah di dada . Ia meremas - remas kuat pisau yang berada digenggamannya lalu beranjak dari tempat persembunyian gelapnya . Ia mempercepat langkah kakinya menuju tempat di mana sepasang muda - mudi sedang asyik memadu kasih . Kini ia sudah berada di hadapan mereka . Mereka sontak kaget , seorang misterius memegang pisau kini sudah terancung di depan mata mereka . Dengan kasarnya , ia menarik kerah baju sang lelaki dan mencampakkannya ke tanah . Lelaki itu terjengkang , secepatnya ia berusaha untuk berdiri . Tapi naas , gadis itu langsung melompat ke tubuh lelaki dan siap menghujamkan pisau itu ke tubuhnya .
Untung gadis yang berada di belakangnya , dengan sigap memegang tangan perempuan itu , berusaha menahan agar terjangan pisau itu tak mengenai tubuh kekasihnya tersebut .
" Lepaskan tanganku ! " bentak gadis yang memegang pisau itu .
Sementara tangan kanannya masih dipegang oleh Fitri , gadis tersebut menggunakan tangan kirinya untuk mencekik leher pria itu . Pria yang terdesak itu , berusaha meninju wajah gadis itu agar ia mau melepaskan cengkraman di lehernya itu , namun tak sedikit itu pukulannya membuatnya merasa sakit , malah ia semakin menguatkan cengkraman tangannya , membuat pria itu mulai kehabisan nafas .
Dengan sekali hentakan saja , membuat Fitri terjerembab . Ia memekik kecil  , menahan rasa sakit yang diterimanya .
" AKHH ! "
Pria itu meronta keras . Pisau tajam itu berulang kali menghujam tubuhnya . Raut wajahnya tak sanggup menyimpan rasa perih luar biasa yang mendera badannya . Tak sanggup ia bertahan lagi hingga ia sudah berhenti menghembuskan nafasnya . Malaikat maut sudah menjemput jiwanya menuju peristirahatan yang abadi di akhirat sana .
" Andiiii .... !! "