Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

The Girl Last Night

13 Februari 2015   01:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:18 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sudah lima belas menit ia menunggu , tapi Nadia tak kunjung datang menemuinya . Rasa khawatir dan was - was mulai menyergapnya . Rio bangkit dari kursi dan berinisiatif mencari Nadia , barangkali ia masih ada di taman itu , tak mungkin ia nekat pulang malam - malam sendirian . Jam tangan menunjukkan pukul 10 malam . Pantas saja , semilir angin malam semakin dingin menusuk kulitnya , menambah kesan mistis di taman itu .

Taman itu tak terlalu luas , jadi Rio tak perlu menghidupkan sepeda motor untuk mencari Nadia . Jangkrik dan kepik malam kembali bernyanyi , bukannya membuat hatinya tenang , mereka seolah menerornya dengan derikan yang semakin kuat dan menggema . Nyalinya ciut , ketika ia menangkap sayup - sayup lirih berbisik di telinganya  .

" Kau tidak akan bisa melihatnya lagi . " bisik suara lirih itu di telinganya .

" Hei , siapa kau ?! Kalau kau berani , ayo tunjukkan wajahmu , jangan bersembunyi ! " senggak Rio pada sumber suara tak berwujud itu .

Matanya liar mengedar ke seluruh sisi di Taman Bunga itu . Dan matanya tertuju pada seseorang misterius yang berdiri tak jauh di samping nya . Rio tersentak . Ia melihat seorang laki - laki dengan tampang dingin dan sangar memelototi dirinya . Tatapan itu amat menusuk , membuat Rio makin gentar dan memalingkan matanya , ia tak ingin berlama - lama menatap mata lelaki misterius itu - menyeramkan sekali , pikirnya .

Rio melirik lagi di sampingnya dan ternyata lelaki itu t'lah lenyap . Ia teringat akan Nadia yang mungkin sudah lama juga menunggu . Perkiraannya sungguh tepat , Nadia sudah menunggunya di sana .

" Nadia , darimana saja kamu ? Aku sempat khawatir mencari kamu . " ujar Rio ,bulir  keringat dingin meluncur pelan dari dahinya .

" Maaf , Rio , aku tadi mencari tempat yang terang jauh dari taman ini . " ucap Nadia dari bibir merah pucatnya itu .

" Lebih baik kita pulang , Nadia . Perasaanku mulai tak enak . " jelasnya .

Nadia hanya mengangguk pelan mendengar tanggapan dari Rio . Rio mengambil kunci yang berada di sakunya dan menyalakan sepeda motornya . Ia memacu sepeda motornya , meninggalkan taman itu .

Sepanjang jalan , Rio mulai was - was . Tampaknya ia seperti diawasi dari belakang . Ia melirik ke kaca spion dan tak melihat apapun di sana . Hanya Nadia masih duduk tenang , mengamati lukisan pemandangan di malam hari .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun