Sudah lima belas menit ia menunggu , tapi Nadia tak kunjung datang menemuinya . Rasa khawatir dan was - was mulai menyergapnya . Rio bangkit dari kursi dan berinisiatif mencari Nadia , barangkali ia masih ada di taman itu , tak mungkin ia nekat pulang malam - malam sendirian . Jam tangan menunjukkan pukul 10 malam . Pantas saja , semilir angin malam semakin dingin menusuk kulitnya , menambah kesan mistis di taman itu .
Taman itu tak terlalu luas , jadi Rio tak perlu menghidupkan sepeda motor untuk mencari Nadia . Jangkrik dan kepik malam kembali bernyanyi , bukannya membuat hatinya tenang , mereka seolah menerornya dengan derikan yang semakin kuat dan menggema . Nyalinya ciut , ketika ia menangkap sayup - sayup lirih berbisik di telinganya .
" Kau tidak akan bisa melihatnya lagi . " bisik suara lirih itu di telinganya .
" Hei , siapa kau ?! Kalau kau berani , ayo tunjukkan wajahmu , jangan bersembunyi ! " senggak Rio pada sumber suara tak berwujud itu .
Matanya liar mengedar ke seluruh sisi di Taman Bunga itu . Dan matanya tertuju pada seseorang misterius yang berdiri tak jauh di samping nya . Rio tersentak . Ia melihat seorang laki - laki dengan tampang dingin dan sangar memelototi dirinya . Tatapan itu amat menusuk , membuat Rio makin gentar dan memalingkan matanya , ia tak ingin berlama - lama menatap mata lelaki misterius itu - menyeramkan sekali , pikirnya .
Rio melirik lagi di sampingnya dan ternyata lelaki itu t'lah lenyap . Ia teringat akan Nadia yang mungkin sudah lama juga menunggu . Perkiraannya sungguh tepat , Nadia sudah menunggunya di sana .
" Nadia , darimana saja kamu ? Aku sempat khawatir mencari kamu . " ujar Rio ,bulir keringat dingin meluncur pelan dari dahinya .
" Maaf , Rio , aku tadi mencari tempat yang terang jauh dari taman ini . " ucap Nadia dari bibir merah pucatnya itu .
" Lebih baik kita pulang , Nadia . Perasaanku mulai tak enak . " jelasnya .
Nadia hanya mengangguk pelan mendengar tanggapan dari Rio . Rio mengambil kunci yang berada di sakunya dan menyalakan sepeda motornya . Ia memacu sepeda motornya , meninggalkan taman itu .
Sepanjang jalan , Rio mulai was - was . Tampaknya ia seperti diawasi dari belakang . Ia melirik ke kaca spion dan tak melihat apapun di sana . Hanya Nadia masih duduk tenang , mengamati lukisan pemandangan di malam hari .