Rio sudah menduga kalau itu yang akan diucapkannya . Namun , ada hal yang beda saat ia mengucapkan kata itu . Rona - rona penyesalan teramat dalam tergambar jelas di wajahnya . Tatap mata sayu Nadia membuat hati Rio yang tadinya kesal , sekarang meluluh . Ia tidak tega kalau harus mengungkit - ungkit kejadian tadi siang , itu hanya bisa disimpannya dalam hati .
" Aku sudah memaafkanmu , Nadia . Jauh sebelum kau mengucapkan kata maaf itu . " Rio memandang wajah Nadia berkaca - kaca .
Kata - kata itu lepas begitu saja dari bibirnya itu . Ia sudah tak sanggup menyimpan rasa benci di hatinya , tak sepercik pun . Ia berharap Nadia tak menyimpan rasa benci itu di hatinya . Ia tak tak ingin hubungan yang sudah mereka jalin hampir tiga tahun itu kandas di tengah jalan , Rio berkeinginan hubungannya ini langgeng sampai di ranjang pelaminan .
" Rio , apakah kau akan tetap bersamaku ? " tanya Nadia wajahnya setengah menunduk .
Rio menegakkan kembali wajah Nadia yang tertunduk . Matanya menatap lekat - lekat ke dalam bola mata kekasihnya itu . Getaran - getaran cinta merasuk dalam diri Rio , membuat jantungnya berdegup kencang , darahnya mengalir deras , menghanyutkan mereka dalam gelora asmara yang begitu hangat . Rio mengangkat dan menggenggam erat tangan Nadia .
" Aku takkan meninggalkanmu . Kamu selamanya di hatiku . " Rio semakin mengeratkan genggamannya , seakan - akan itu adalah saat terakhir ia menggenggam tangan kekasihnya itu .
Nadia refleks memeluk tubuh Rio . Tangisan Nadia memecah kesunyian taman sejenak . Jangkrik yang sedari tadi bernyanyi , ikut hening mendengar isak tangis yang mengalun dari mulut gadis itu . Rio coba merangkulnya perlahan - lahan , merasakan hangat tubuh Nadia menyatu dengan tubuhnya . Kini Rio sudah merangkulnya , keduanya larut dalam syahdunya cinta . Malam ini , dunia serasa milik mereka berdua , tak ada seorang pun bisa mengganggu .
" Rio bisa kau menungguku untuk sesaat ? " tanya Nadia yang sudah melonggarkan pelukannya .
" Ya tentu . " jawab Rio singkat .
Nadia beralih dari hadapannya menuju tempat yang gelap agak jauh dari bangku taman . Rio tidak terlalu detil menanya , ia tahu mungkin Nadia ingin menelepon orang tuanya sekedar memberi tahu di mana ia berada karena ia tidak sempat berpamitan dengan orang tuanya . Rio hanya menunggunya saja sampai ia selesai bertelepon .
Malam ini akan menjadi malam yang sangat indah baginya dan menjadi malam yang terakhir untuknya bisa bersama Nadia . Entah kenapa , ia bisa berpikiran seperti itu , ia juga tak mengerti . Wajah Nadia yang pucat dan noda darah yang telah mengering itu mengundang sejuta pertanyaan mengambang di pikirannya . Rio menepis , ia tak ingin berpikiran buruk lagi tentang Nadia .