Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

The Girl Last Night

13 Februari 2015   01:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:18 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Ada apa ini ? " gumamnya lemah .

Ambulan , entah mengapa ambulan itu sangat melekat di pikirannya . Ambulan itu seperti membawa suatu pertanda . Bukan pertanda biasa bisa saja malapetaka . Jantungnya berdegup kencang , ketika ambulan itu hendak melintas di hadapannya .

" Apa yang dibawa ambulan ini sehingga aku jadi degdegan begini ? " rasa penasaran itu terus memuncak tapi hatinya yang masih dipenuhi rasa kesal , menahannya untuk tidak mengikuti ambulan itu lebih jauh dan memilih pulang ke rumah .

Pikirannya semakin kacau memikirkan Nadia yang tak jelas keadaannya . Rio memutuskan untuk keluar rumah untuk mencari angin malam guna menenangkan diri dan meninggalkan Handphonenya di kamar .

Ia menggiring sepeda motornya keluar dan dan men-stater nya . Sebenarnya , ia ingin sekali berpamitan dengan ibunya akan tetapi rasa bersalah masih hinggap di hatinya , sehingga ia memilih untuk memacu sepeda motornya meninggalkan rumah .

Pendaran sinar bulan menaungi kegelapan malam . Jangkrik bernyanyi merdu diiringi lolongan anjing malam menambah suasana jalan semakin mencekam . Padahal masih jam 8 malam , rasanya seperti sudah jam 12 malam . Ini yang tergambar dalam benak Rio melihat kondisi jalan Daan Mogot yang cukup ramai dilalui kendaraan pada siang hari sekarang lengang , tak satupun deru mesin terdengar .

Lima tanjakan yang dibuat berjarak 7 meter per tanjakan , membuat Rio harus menurunkan kecepatan sepeda motornya . Bukan tanpa alasan tanjakan itu dibuat . Tanjakan itu dibuat karena jalan Daan Mogot rawan kecelakaan . Dibalik ramainya jalan itu , ternyata menyimpan sisi kelam di dalamnya .

" Siapa yang berdiri di sana ? " Rio membatin .

Rio memicingkan matanya melihat bayangan seseorang tersorot lampu jalan . Seperti bayangan seorang wanita yang berdiri menunggu seseorang . Rio mencoba mendekat ke sana .

" Nadia ?! Apa yang kamu lakukan di sini ?! " tanya Rio tersentak sambil mematikan sepeda motornya .

" Menunggu kamu . " jawab Nadia .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun