" Heh Endra , kenapa malah bengong ?! Ayo mulai ! " bisik Yenny .
Ia hanya mengangguk setengah . Kikuk , semua mata tertuju padanya .
Lega rasanya kalau mendengar lonceng berbunyi . Ribuan siswa dengan segala kepenatan dan kejenuhan di kepala mereka berhamburan , menuju pintu gerbang , pulang ke rumah masing - masing termasuk Endra .
Dirinya harus cepat menuju ke rumah , menceritakan kejadian - kejadian aneh yang menimpanya di sekolah , setelah ia melanggar peringatan yang dikatakan oleh sang penjual lukisan itu . Mungkin , dirinya juga akan mengusulkan , baiknya lukisan itu dipulangkan saja kepada sang penjual itu . Ia tidak mau teror mengerikan yang menimpa dirinya , menimpa ayahnya juga - jangan sampai .
Ia sudah turun dari angkutan yang membawanya pulang . Dipercepat langkah kakinya  agar sampai ke dalam rumah . Kini , dirinya sudah berada di ruang tamu dan mendapati ayahnya  sedang makan siang .
" Aku pulang ! " soraknya pelan .
Ayahnya mendengarnya dan menyahut . Namun , ayahnya tetap melanjutkan makan siangnya yang sedikit terganggu .
" Ayah . " ujarnya sambil mengambil tempat di samping ayahku .
" Ada apa , nak ? " ayahnya kembali menghentikan kegiatannya .
" Aku ingin minta pendapat ayah . Bagaimana kalau lukisan perempuan yang berada di ruang tamu itu kita kembalikan saja ? " aku tak berani menatap mata ayah secara langsung .
" Apa maksudmu nak ? Ayah sudah membeli mahal - mahal lukisan itu tapi kamu mau menyuruh ayah memulangkannya ?! Jangan - jangan kamu sudah terpengaruh omong kosong dari penjual lukisan itu ya ?! " mata ayah kini serius memandangnya . Mungkin dalam hatinya , ia mempertanyaan alasan anaknya mengatakan hal seperti itu .