Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lukisan Terkutuk

23 Februari 2015   23:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:38 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Bagaimana keadaan ayah saya , dok ? " tanyanya memelas .

" Ayah Anda masih belum sadarkan diri . Namun , kita berdoa saja agar ayah Anda cepat pulih . " ujar sang dokter .

Ia hanya bisa tertunduk lesu melihat keadaan ayahnya memprihatinkan dan dokterr beralih dari hadapannya . Dari kaca tipis yang tertempel di pintu kamar , dirinya melihat sesosok perempuan tengah memandang ayahku . Wujudnya tetap mengerikann sama seperti saat ia melihatnya di sekolah .  Sadar ia telah dipergok , ia menghilang .

" Ini pasti ada hubungannya dengan lukisan itu . Aku harus menyelesaikannya sebelum terlambat . " tukasnya dalam batin .

Endra memacu sepeda motorku ke tempat kami membeli lukisan itu - Pasar Horas . Banyaknya kendaraan bermotor padat merayap di jalan , membuatnyaharus berhati - hati dan mengurangi kecepatan .

10 menit waktu yang ditempuh dari Rumah Sakit Vita Insani ke Pasar Horas dan ia telah tiba . Dirinya memarkir dan mengunci sepeda motornya di tempat parkir yang disediakan . Ia menuju ke dalam bangunan utama pasar . Sarat akan pedagang dan manusia yang hilir balik memenuhi koridor jalan . Dirinya memutar mata , mencari toko di mana ayahnya membeli lukisan itu . Padat dan sesak yang mendesak dada di antara ratusan orang lalu lalang dan - aku melihatnya - toko itu dan maju ke sana .

Tapi sialnya toko itu sudah tutup hanya tersisa plang yang menempel di atas dinding . Salah satu pedagang yang melihat dirinya kebingungan , menghampirinya .

" Cari siapa ya bang ? "

" Oh , kira - kira yang punya toko ini ke mana ya , kak ? "

" Yang punya toko ini sudah tidak berjualan lagi , tapi ia sebelum ia pergi , sang pemilik menitipkan ini pada saya untuk di sampaikan pada abang . " tutur perempuan pemilik butik di sampingnya .

Endra menerima kertas yang diberikan perempuan itu dan membacanya .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun