Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sang Jubah

6 Maret 2015   01:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:06 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Edo yang mendengar jeritan Astrid , melesat cepat ke dalam kamar mandi dan menyaksikan puluhan tangan menggenggam erat kaki pacarnya . Dengan sigap , ia berlari dan memukul - mukul tangan - tangan itu namun tak bereaksi apa - apa malah tangan - tangan itu makin kuat menyeretnya .

Tangisan Astrid makin membahana ketika setengah badannya sudah masuk ke dalam kegelapan . Edo kalap , langsung menarik kedua tangan Astrid. Tarik - menarik terjadi di antara mereka . Tenaganya terkuras melawan kekuatan puluhan tangan begitu kuat , sampai - sampai ia ikut terseret .

Semua hanya terjadi sekejap . Di tengah kekalutan dan kepanikan mereka , dari belakang seorang lelaki paruh baya - Saman , penjaga sekolah sedang merapal doa dan mantra dari mulutnya . Gerombolan tangan itu sudah menghilang demikian dengan wanita berjubah itu . Di sana hanya ada bilik yang berisi closet jongkok , tidak ada wanita berjubah , tak ada lagi tangan - tangan menyeramkan . Hanya  mereka bertiga , diselimuti keheningan dan kelembaban setelah dicekam teror menakutkan .

" Ayo kita pergi . " ujarnya sambil mengulurkan tangan pada mereka .

Ketiga beranjak dari sana tanpa mengucapkan sepatah kata , wajah Astrid putih pucat , bibirnya mengatup rapat . Edo paham kalau sesuatu yang hampir mengancam nyawa telah menimpa pacarnya , tapi yang pasti mereka akan membicarakannya kepada pihak sekolah dan kepolisian tentang kejadian yang mereka alami di kamar mandi perempuan .

Sesuai dengan keputusan pihak sekolah , akhirnya kamar mandi perempuan disegel . Dua papan yang disusun bersilang menghiasi pintu kamar mandi disertai dengan tanda peringatan .

PINTU INI DISEGEL !

Pihak kepolisian menutup kasus ini rapat - rapat dan menyimpulkan bahwa penyebab kematian kedua korban adalah murni kecelakaan .

Aku hanya bisa memperingatkan padamu , berhati - hatilah ! Bisa saja dia berada di belakangmu dan menawarkan jubah kematiannya padamu .

" Kau suka jubah warna apa ? Merah atau biru ? "

- fin

Cerita ini terinspirasi dari urban legend Jepang ' Aka Manto ' .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun