Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sang Jubah

6 Maret 2015   01:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:06 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Percakapan dalam SMS itu akhirnya selesai begitu keduanya sudah bersepakat dengan rencana mereka dan kembali memusatkan perhatian mereka pada pelajaran masing - masing .

Waktunya sudah tiba . Suasana sekolah sudah sepi , tak tampak lagi seorang pun siswa berjalan di halaman sekolah . Ini berjalan sebagaimana mereka rencanakan . Astrid datang dengan mengenakan kaus oblong putih dengan rok putih abu - abu . Ia letakkan sepedanya di depan kelas kira - kira 20 meter dari kamar mandi perempuan .

Saat ia menuju kamar mandi , sudah tampak Edo , pacarnya berdiri di samping pintu kamar mandi . Ia masih mengenakan seragam putih abu - abu di badannya .

" Baru datang , Do ? "

" Tidak . Aku sudah lumayan lama nunggu kamu . "

" Maaf kalau akau membuatmu menunggu lama , tapi kamu sudah siap kan ? "

" Jelas aku siap . "

Astrid melihat sebuah kayu panjang tergenggam erat di tangan kanannya .

" Satu lagi , kamu hati - hati ya , Trid . Kalau ada sesuatu yang mengancam keselamatan kamu langsung teriak . " ungkap Edo penuh kewaspadaan .

Astrid hanya mengangguk sambil mengulas senyum tipis pada Edo lalu menuju ke dalam kamar mandi .

Ia menekan gagang pintu dan mendorongnya lemah . Matanya memandang garis polisi masih membentang di sekitar tempat ditemukannya mayat Endah . Ada sensasi dingin menggelitik tengkuknya ketika dirinya menapak di kamar mandi . Mungkin hal inilah yang pertama kali dirasakan oleh para korban pembunuhan tersebut .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun