Percakapan dalam SMS itu akhirnya selesai begitu keduanya sudah bersepakat dengan rencana mereka dan kembali memusatkan perhatian mereka pada pelajaran masing - masing .
Waktunya sudah tiba . Suasana sekolah sudah sepi , tak tampak lagi seorang pun siswa berjalan di halaman sekolah . Ini berjalan sebagaimana mereka rencanakan . Astrid datang dengan mengenakan kaus oblong putih dengan rok putih abu - abu . Ia letakkan sepedanya di depan kelas kira - kira 20 meter dari kamar mandi perempuan .
Saat ia menuju kamar mandi , sudah tampak Edo , pacarnya berdiri di samping pintu kamar mandi . Ia masih mengenakan seragam putih abu - abu di badannya .
" Baru datang , Do ? "
" Tidak . Aku sudah lumayan lama nunggu kamu . "
" Maaf kalau akau membuatmu menunggu lama , tapi kamu sudah siap kan ? "
" Jelas aku siap . "
Astrid melihat sebuah kayu panjang tergenggam erat di tangan kanannya .
" Satu lagi , kamu hati - hati ya , Trid . Kalau ada sesuatu yang mengancam keselamatan kamu langsung teriak . " ungkap Edo penuh kewaspadaan .
Astrid hanya mengangguk sambil mengulas senyum tipis pada Edo lalu menuju ke dalam kamar mandi .
Ia menekan gagang pintu dan mendorongnya lemah . Matanya memandang garis polisi masih membentang di sekitar tempat ditemukannya mayat Endah . Ada sensasi dingin menggelitik tengkuknya ketika dirinya menapak di kamar mandi . Mungkin hal inilah yang pertama kali dirasakan oleh para korban pembunuhan tersebut .