Pandangannya tertuju pada salah satu bilik pintu toilet - bilik keempat . Pintu yang awalnya tertutup pelan - pelan tersingkap . Sedikit demi sedikit dan terbukalah semua . Jantungnya berdegup kencang , irama nafas sedikit memburu - sesuatu akan keluar dari dalam sana .
Derap kaki menghentak lantai berkeramik lembab , pikirannya tak karuan . Seorang wanita berjubah hitam panjang terseret menuju Astrid . Ia masih tak percaya , ada orang lain selain dirinya di kamar mandi ini . Namun , ini adalah kejanggalan menimbulkan tanya , di mana seorang wanita misterius muncul dari dalam bilik toliet yang kosong .
Wanita berjubah itu berada di hadapan Astrid . Sorot mata dingin dan wajah muram diselimuti aura mistis dan angker , menyebabkan bulir - bulir keringat sebesar beras jatuh dari keningnya . Kegelisahan mencekam , mulai merongrong keberanian yang terkumpul di hatinya .
" Nak , kamu suka jubah warna apa ? Merah atau biru ? " tanya wanita itu .
Astrid bertahan sekuat mungkin agar ia tidak menjawab pertanyaan dari wanita itu . Ia yakin jikalau ia menjawab pertanyaan dari wanita tersebut , ia akan bernasib sama seperti dua siswi yang mati secara mengenaskan .
Akan tetapi , lidahnya seperti mempunyai kekuatan tersendiri untuk melawan pertahanan sang empunya lidah . Erangan tak jelas tesendat di tengggorokan , bibir bergetar . Ia tak sanggup menahan lagi dan akhirnya jebol .
" Hi-hi-hi-hitam . " ujarnya penuh kepayahan .
" Hitam . Baiklah . Coba lihat pintu ini . " suruh wanita itu pada Astrid .
Ia melakukan apa yang dikatakan wanita tersebut . Ia mengalihkan pandangannya ke arah pintu bilik toliet pertama .
" Aaaaaaaaaaaaaaa "
Gerombolan tangan menyeruak dari dalam ketika pintu terbuka lebar . Jangankan berlari , berbalik badan pun , puluhan tangan itu sudah mencengkeram kakinya . Astri meronta - ronta hebat ketika tangan - tangan itu hendak menyeretnya ke dalam kegelapan yang tak berujung .