Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sang Jubah

6 Maret 2015   01:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:06 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandangannya tertuju pada salah satu bilik pintu toilet - bilik keempat . Pintu yang awalnya tertutup pelan - pelan tersingkap . Sedikit demi sedikit dan terbukalah semua . Jantungnya berdegup kencang , irama nafas sedikit memburu - sesuatu akan keluar dari dalam sana .

Derap kaki menghentak lantai berkeramik lembab , pikirannya tak karuan . Seorang wanita berjubah hitam panjang terseret menuju Astrid . Ia masih tak percaya , ada orang lain selain dirinya di kamar mandi ini . Namun , ini adalah kejanggalan menimbulkan tanya , di mana seorang wanita misterius muncul dari dalam bilik toliet yang kosong .

Wanita berjubah itu berada di hadapan Astrid . Sorot mata dingin dan wajah muram diselimuti aura mistis dan angker , menyebabkan bulir - bulir keringat sebesar beras jatuh dari keningnya . Kegelisahan mencekam , mulai merongrong keberanian yang terkumpul di hatinya .

" Nak , kamu suka jubah warna apa ? Merah atau biru ? " tanya wanita itu .

Astrid bertahan sekuat mungkin agar ia tidak menjawab pertanyaan dari wanita itu . Ia yakin jikalau ia menjawab pertanyaan dari wanita tersebut , ia akan bernasib sama seperti dua siswi yang mati secara mengenaskan .

Akan tetapi , lidahnya seperti mempunyai kekuatan tersendiri untuk melawan pertahanan sang empunya lidah . Erangan tak jelas tesendat di tengggorokan , bibir bergetar . Ia tak sanggup menahan lagi dan akhirnya jebol .

" Hi-hi-hi-hitam . " ujarnya penuh kepayahan .

" Hitam . Baiklah . Coba lihat pintu ini . " suruh wanita itu pada Astrid .

Ia melakukan apa yang dikatakan wanita tersebut . Ia mengalihkan pandangannya ke arah pintu bilik toliet pertama .

" Aaaaaaaaaaaaaaa "

Gerombolan tangan menyeruak dari dalam ketika pintu terbuka lebar . Jangankan berlari , berbalik badan pun , puluhan tangan itu sudah mencengkeram kakinya . Astri meronta - ronta hebat ketika tangan - tangan itu hendak menyeretnya ke dalam kegelapan yang tak berujung .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun