"Biarin!"
"Kau pasti belum makan."
Gadis diam. Memang perutnya sangat lapar sekarang. Damar yang mengamatinya tertawa. Lucu sekali tingkah Gadis yang kekanak-kanakan itu menurutnya.
"Ayolah, aku punya makanan di kamarku. Tapi setelah itu kau harus pulang."
Lenyaplah cemberut di wajah Gadis. Kedua mata indah dan belia yang tadi berlinang air mata itu membelalak dan bersinar-sinar gembira. Damar sangat perhatian padanya, pikirnya. Bukankah itu satu tanda dia membalas cintanya?
"Ayolah," ajak Damar.
"Kalau tidak digendong, aku tidak mau!" kata Gadis nakal dan berpura-pura masih dalam kemarahan.
"Ah, jangan macam-macam!"
"Aku tidak mau kalau tidak digendong!"
"Ya terserahlah," sahut Damar akan meninggalkannya kembali ke kamarnya.
"Dan tidak akan pulang ke rumah!"