Mohon tunggu...
Ravenz
Ravenz Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Halo guys.... Kalian suka baca cerita? Kalo suka tulisan Raven jangan lupa follow. Aku juga nulis di beberapa platform yang bisa kalian ikuti juga😉 Akun lain Novelme: Ravenz Karya karsa: https://karyakarsa.com/Ravenz IG: @myca_raven

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Biar Ku Pergi Pada Cintaku

4 Februari 2022   13:14 Diperbarui: 4 Februari 2022   13:20 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Engga! Dia gila Sofia! Ayo pergi sama Paman. Besok kita bawa ayahmu ke rumah sakit jiwa."

Dan menyeret Sofia keluar rumah, membawa gadis itu pergi dengan sebuah mobil. Kini tinggallah Jack sendirian, menatap gambaran yang kini terbelah dua.

"Jiya, biarkan aku pergi bersamamu."

Jack tak masalah bahkan jika semua orang menganggapnya gila, begitu juga adik kandungnya. Sofia seharusnya mendapat hidup yang lebih layak dengan keluarga kecil Dan yang lebih mampu daripada bersama Ayah gila yang selalu memanggil nama Bundanya dalam tidur.

"Sofia juga pergi."

Melangkah keluar, Jack duduk di ambang pintu yang langsung menjorok pada halaman — tanpa teras. Pria itu menatap kelap-kelip bintang di langit malam. Begitu cerah, dan sayangnya Sofia yang amat menyukai beda langit tak ada di sisinya untuk menikmati momen bersama.

"Ini salah Ayah."

Jack menunggu anaknya hingga pagi, tertidur dengan bersandar di ambang pintu, tapi gadis mungilnya tak kunjung pulang. Apa Dan menahannya? Namun itu lebih baik, karna kembali padanya sama saja kembali pada kesulitan.

"Jack, ayo pergi bersama. Biarkan Sofia mendapat hidup yang lebih layak, dan dia akan lebih mandiri."

Mengucek mata tak percaya, tapi Jack dengan jelas bisa melihat istrinya tersenyum di hadapan. Jika ini mimpi … sungguh, ia tak pernah ingin terbangun kembali.

Perlahan ia meraih tangan Jiya, menggenggam erat. Keduanya saling bertatapan, tersenyum. Namun ketika Jack bernajak untuk segera mengambil langkah, kakinya seolah terasa berat, lalu sebuah teriakan terdengar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun