Mohon tunggu...
Apriliana Jumiyati
Apriliana Jumiyati Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Universitas Mercu Buana

Mahasiswa Sarjana Teknik Sipil - NIM 41124010091 - Fakultas Teknik - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Penerapan Penyebab Kasus Korupsi di Indonesia dengan Pendekatan Robert Klitgaard dan Jack Bologna

22 November 2024   04:47 Diperbarui: 22 November 2024   04:47 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*Utilitarianisme: Banyak pelaku korupsi membenarkan tindakan mereka dengan alasan bahwa manfaat yang mereka berikan kepada kelompok tertentu lebih besar dibandingkan kerugian yang ditimbulkan.

*Hedonisme: Dorongan untuk memenuhi kepuasan materi dan kesenangan pribadi sering kali menjadi akar perilaku korupsi.

*Relativisme Moral: Ketidakjelasan tentang nilai benar dan salah, terutama dalam masyarakat yang telah terbiasa dengan praktik korupsi, memperkuat rasionalisasi pelaku.

Penerapan dalam Masyarakat Indonesia

Di Indonesia, korupsi sering kali berakar pada budaya patron-klien, di mana loyalitas terhadap individu atau kelompok tertentu melebihi kewajiban terhadap hukum dan moral universal. Filosofi ini menciptakan norma sosial yang mengaburkan batas antara benar dan salah.

2. Perspektif Psikologis: Mengapa Individu Melakukan Korupsi?

Pendekatan psikologi dapat memberikan wawasan tentang mekanisme mental yang mendorong seseorang untuk melakukan korupsi. Model "Fraud Triangle" Jack Bologna menawarkan tiga elemen kunci---tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi---yang dapat diperluas dengan teori psikologi modern.

a. Tekanan sebagai Pemicu Emosi Negatif

Tekanan psikologis dapat berasal dari berbagai sumber, seperti kebutuhan ekonomi, konflik keluarga, atau ekspektasi sosial. Dalam teori stres kerja (work stress theory), tekanan yang tinggi tanpa dukungan sosial atau pelatihan yang memadai dapat mendorong perilaku maladaptif seperti korupsi.

*Contoh: Pegawai negeri dengan gaji rendah tetapi menghadapi tuntutan sosial untuk memberikan "hadiah" pada acara tertentu mungkin merasa terpaksa mencari sumber pendapatan tambahan secara ilegal.

b. Kesempatan: Ilusi Anonimitas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun