Mohon tunggu...
Yan Sriw
Yan Sriw Mohon Tunggu... Guru - Keep calm and stay cool

Rencana-Nya, pasti lebih baik dan lebih indah... Trust in Him...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Kenanga di Tepi Jalan

25 Februari 2016   19:38 Diperbarui: 25 Februari 2016   20:01 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kemarin-kemarin ayah bilang sama aku, menyesal telah melarang hubungan Kakak sama Kang Bekti.....”.

Badan Wini terasa sangat lemas, hatinya teriris pedih, setelah hancur semua mimpinya, kini bertambah hancurrr..... setelah tau mimpinya tidak akan pernah terjadi. Penyesalan sang ayah hanyalah belati yang membuatnya sekarat dan mati dua kali.  Air matanya kembali berurai deras. Dengan sisa-sisa tenaga ia berdiri. Wini berjalan menyusuri pinggiran jalan aspal yang hitam menuju sungai yang airnya tak pernah habis... Matahari sudah hampir tenggelam, tapi sesosok manusia masih tersandar dibatang pohon kersen. Air matanya tak henti berderai...angin malam mulai menerpa wajahnya, wangi kenanga yang pernah tercium setahun lalu kini kembali tercium lagi.....***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun