"Jadi... hanya begitu rasa cinta abang terhadap Ama." Air mataku kini meleleh, nafasku sesak... gigiku gemeretuk ketakutan.
"Hanya segitu kamu bilang....!!!" Ujarnya keras menggoyangkan bahu dan mengagetkanku.
"Perlakuan apa yang kurang aku beri untuk kamu... selama ini aku begitu menghormati dan mengagumimu. Aku tak pernah menyentuhmu. Kau tahu mengapa?? Karena aku tak ingin menodai bunga pujaan hati abang ini... Dan sekarang... Katakan bagaimana abang bisa menerima kenyataan wanita yang abang cintai ini digumuli oleh laki-laki lain...!!! Katakan Ama...!!!"
Ia benar-benar mengejutkanku dengan teriakannya di kupingku. Aku tak ingin memandangnya lagi... Hatiku terlanjur hancur berkeping... Dengan air mata yang mengalir kupalingkan wajahku dan mengatup rapat kedua bibirku. Kupeluk erat tubuhku yang menggigil, meringkuk di sudut ruangan itu.
"Jangan menangis sayang... "
Kali ini aku benar-benar merasa jijik dengan sentuhannya di pipiku... Aku muak melihat wajahnya yang mengiba dihadapanku.
"Lepaskan aku..."
"Abang tidak akan melepaskanmu lagi, sayang... kamu adalah milik abang."
"TIDAK.................!!!"
"AKU BUKAN MILIKMU...!!!"
Erangku menatang matanya. Berharap ada sedikit belas kasihnya untukku di sudut mata itu. Tapi ternyata apa yang kudapat...