Mohon tunggu...
Ama Atiby
Ama Atiby Mohon Tunggu... karyawan swasta -

"Pencari ilmu yang takkan pernah berhenti menambah ilmu" http://lovewatergirl.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bukan Siti Nurbaya (Episode 11)

13 Januari 2011   05:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:38 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Kapan abang berangkat?"

"Hari minggu ini."

"Baiklah... Kapan dan dimana tempat pertemuannya?" Dengan mengambil nafas panjang akhirnya kuterima juga ajakan pertemuan itu. Ini yang terakhir. Tidak akan ada lagi pertemuan setelah ini. Pikirku.

"kalau di cafe atau restoran, kamu pasti tak mau karena takut ada yang melihat, kan? Bagaimana kalau di rumah kontrakan abang aja."

"Masih tinggal ditempat yang dulu?"

"Iya..."

"Baiklah... setelah Asar nanti Ama akan kesana."

*****

Kulajukan mobilku menuju sebuah kawasan di pinggiran kota Banda Aceh. Tepatnya di desa Alue Deah Tengoh yang terletak di kecamatan Meuraxa. Kawasan yang dulu ramai, kini menjadi teramat lenggang. Kontrakan Satria merupakan salah satu rumah bantuan BRR yang disewakan oleh pemiliknya lantaran si pemilik trauma tinggal dikawasan tersebut. Kuturunkan kaca mobilku... sayup-sayup angin laut menerpa kulit wajahku... Dingin.. Rumah kontrakannya nya memang terletak tak jauh dari garis pantai, aku bahkan bisa memandangi laut yang biru dari tempatku memarkirkan mobil. Indah sekali...

Kulihat seseorang keluar dari rumah kontrakannya, aku seperti mengenali wajah orang yang sedang mengeluarkan motor dari garasi rumah itu. Ah... bukankah itu Ryan. Yah tak salah lagi, itu Ryan... Orang yang dulu pernah kupergoki jalan dengan Farah. Kuurungkan niatku untuk keluar dari mobil. Kunaikkan kembali kaca mobilku berharap ia tak melihatku.

Ada hubungan apa dia dengan Satria?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun