"Tuhan pun tau hidup ini sangat berat
Tapi takdir pun tak mungkin slalu sama
Coba-coba lah tinggalkan sejenak anganmu
Esok kan masih ada.. uuuu... esok kan masih ada"
Untuk menutup lagu, Ari dan sang gitaris melakukan freestyle. Keduanya memainkan piano dan gitar dengan sangat cantik sampai not terakhir berbunyi. Semua pengunjung pun bertepuk tangan.
Ari memandangi kerumunan pengunjung Royale Bar. Seperti biasa, mereka terhibur dengan penampilan Ari dan rekan. Di sudut meja bartender pun, Yandi turut bertepuk tangan lalu bersiul menyoraki Ari. Senyum Ari tambah lebar.
Ketika personel lainnya satu per satu mulai turum panggung, Ari menatap sebuah stand mic tertinggal di sana. Ari berpikir sejenak. Ya. Mungkin ia harus melakukan ini. Ari mengangguk. Ia tersenyum sekali lagi lalu berjalan ke arah mikrofon tersebut. Ia pun menggenggam benda itu dengan kedua tangannya.
"Cek... Selamat malam semuanya." kata Ari.
Beberapa pengunjung menjawab sapaan Ari. Yandi di tempatnya merasa ganjil dengan tingkah Ari. Apa yang akan anak itu lakukan?
"Malam, para pengunjung Royale Bar. Sebelumnya perkenalkan, nama saya Ari Pratama. Mungkin kalau kalian sudah sering datang kemari, sering juga melihat wajah saya." kata Ari lalu tertawa kecil. Beberapa pengunjung pun turut tertawa mendengar celotehan Ari.
Ari melepas mikrofon dari tiangnya. Ia menggenggam erat benda tersebut dengan tangan kanannya.