Mohon tunggu...
AL Wijaya
AL Wijaya Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis "Target Pertama", "As You Know", "Kembali ke Awal"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Batas (Bab 11)

5 Juni 2019   07:14 Diperbarui: 5 Juni 2019   08:03 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara bisik-bisik di antara pengunjung terdengar lebih kencang.

"Dalam hal ini, saya telah membuktikannya. Tak pernah terbesit dalam pikiran saya bahwa saya akan jatuh hati pada wanita Tiong Hoa ini. Ya, saya mencintainya. Ia telah mengembalikan kehidupan saya yang sempat gelap menjadi terang kembali." Orang-orang mulai gusar dengan kata-kata Ari yang masih sangat sensitif di telinga mereka. Ari melirik Yandi. Yandi hanya mengangguk memberi kode untuk melanjutkan. "Sekali lagi, saya tidak ada niatan untuk mengajari atau menggurui kalian. Saya hanya sekedar sharing cerita yang saya alami. Bahwa kalau kita mau membuka hati kita pada orang yang selama ini kita anggap sebelah mata, kita tak pernah tahu keajaiban apa yang akan menghampiri kita. Kita semua ini sama. Manusia. Kita adalah warga Indonesia. Kita adalah satu keluarga. Keluarga sejati tidak akan menyakiti keluarganya sendiri."

Yandi memberi tepuk tangan paling pertama. Sebagian kecil pengunjung mengikuti aksi Yandi. Mereka salut pada Ari yang berani membicarakan hal seperti ini di depan publik. Sayangnya, beberapa orang yang masih tak terima segera pergi meninggalkan Royale Bar.

Ari memandangi satu per satu pengunjung pergi. Ia menoleh ke arah Yandi. Yandi hanya tersenyum sambil terus bertepuk tangan, seolah tak mempermasalahkan banyak pelanggannya yang pergi. Hingga tersisa beberapa orang yang memang memiliki rasa toleransi yang tinggi.

Ari puas dengan apa yang ia lakukan. Semua yang ia lakukan ini semata untuk Melani dan semua orang yang mendapat diskriminasi di kota ini. Ari ingin masalah rasial di Artapuri cepat selesai. Ia tak ingin ada orang yang menderita lagi seperti yang dirasakan Melani dan keluarganya, atau pun Rita dan Tomas.

Ari telah menyulut semangat perjuangan persamaan hak. Kini ia tinggal melihat bagaimana api akan berkobar. Siapa yang akan terbakar nantinya?

---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun