Mohon tunggu...
S.DJumi
S.DJumi Mohon Tunggu... Lainnya - menulis apa adanya

Menulis apa adanya sebab hidup apa adanya Tidak mengada ada

Selanjutnya

Tutup

Roman

Tumbal Sebuah Sipnosis Film

22 November 2023   12:11 Diperbarui: 22 November 2023   12:15 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tumbal sebuah sipnosis film

Penulis : S.Djum

Durasi  : 15 menit

Genre  : Horror realism

Bahasa : Indonesia dan Jawa

Sinopsis

Tumbal Sebuah film tentang pertentangan teknologi, persepsi tradisional dan modernitas desa yang kekinian, 

Jalan baru  sebuah jalan yang membelah desa kami membuat orang sebagian takut melintasinya setelah maghrib. Padahal jalan baru ini mulus dan tidak sebanding dengan jalan desa kami yang penuh lubang dan bisa membuat jatuh orang yang lewat.

Banyak orang memperbincangkannya karena dulu  jalan baru itu membuat makan leluhur kami di pindah dan inilah awalnya mengapa rumor itu semakin kencang  tentang penunggu jalan itu yang minta tumbal bagi orang  yang baru lewat jalan baru itu.

Pertentangan itu semakin menjadi ketika seorang pemuda Permadi mendapat kecelakaan banyak orang menghubungkannya dengan penunggu jalan lingkar baru yang mengelilingi kampung kami.

Sebagian orang percaya pada adanya sang penunggu yang meminta tumbal yakni sang sesepuh desa kami mbah Karso dan pakde Brewok yang membuat isu itu semakin menjadi dan membuat sebagian orang percaya.

Namun semua ini ditolak kaum muda  dan orang realis dengan keadaan saat  itu yakni mas Insinyur Budiman dan kyai Sadar. Isu  yang  tentang pemindahan makam leluhur kami yang tidak mengindahkan adat istiadat desa  dan balasan penunggu makam leluhur kami membuat semakin menjadi dan berkembang menuju isu yang menyesatkan kami.

Namun isu ini ditepis insinyur Budiman dan kyai sadar sebab kontur jalan itulah yang menyebabkan kecelakaan serta masih belum lengkapnya  penerangan dan rambu-rambu jalan baru itu.

Mitos kepercayaan sebagian masyarakat lokal bisa jadi ada kebenarannya dan masuk akal sebagai pengingat akan keamanan dan rasa empati sosial dan kepercayaan masyarakat bila ada jalan yang selalu ada kecelakaan adalah karena ada yang pasang pesugihan  masih ada yang mempercayai namun Insinyur Budiman bisa mengatasi masalah ini dengan logika dan juga ilmu tentang struktur tanah serta tingkat kemiringan jalan raya mengapa selalu  terjadi kecelakaan bisa terpecahkan dengan teknologi tanpa meninggalkan kearifan loka dan juga kepercayaan lokal yang ada di desa Baru tempat jalan baru itu dibuat  oleh pemerintah

Pemain "

Kyai sadar, Permadi,

Insinyur Budiman

Warga 1, 2,3, dst

Mbah Karsa, Pak Brewok

Pemain hantu

Adegan 1

(Seorang pemuda ( Permadi ) jatuh waktu mengendarai motor beberapa orang membantu untuk menyelamatkannya) 

Nampak ada kendaraan yang terperosok di jalan danmembuat orang berlari untuk menyelamatkan pengendara motor dan beberapa warga mengomel tentang kejadian ini. Banyak orang kaget karena jalan baru itu kembali memakan korban dan kebetulan yang jadi korban kali ini orang yang mereka kenal

Warga 1 : iki mas Permadi toi ? lha pripun kok bisa jatuh? Wingi ana wong jungkel saiki meneh njenengan 

Permadi : Maaf pak tidak apa-apa kok ini tadi kok tiba-tiba motor nglewar, nyunsep ke kiri jalan

Warga 2 : aneh kok hanya di sini saja  jatiuhnya ini bekas makam itu mas?

Warga 3 : Ya mas, syukur ini  mas permadi tidak apa-apa 

Semua ini seakan mengingatkan kembali ketiak tetangga warga desa kami menjadi korban pertama kecelakaan di jalan baru  itu suamiistri itu mengalami kecelakaan dan jiwa sang suami tidak tertolong ketika dibawa ke rumah sakit,

Bisik-bisik sebagian warga yang menolong mas Permadi yang kebetulan anak pak  dukuh setempat semakin menjadi dan semakin membuat penasaran karena sudah beberapa orang yang tiba-tiba jatuh dan kendaraan  oleng nyungsep ke sawah yang dekat bekas makam leluhur kami.

Keyakinan mereka semakin menjadi karena ada sesuatu yang membuat sang penunggu jalan itu minta sesuatu  yang lewat serta lengah di jalan itu.

Adegan 2 

Rumah mbah Karso  nampak beberapa orang warga dan pak Brewok sedang berbincang di halaman depan rumah mbah Karso  yang dianggap sesepuh desa kami dan sungguh kami percaya atas petunjuknya yang kadang tidak masuk akal nalar kami waktu mengikuti petunjuknya.

Mbah Karso : Aku rak wes kanda to kon ka ana sik tunggu

Warga 1       : nggih mbah

Warga 2      : tadi malam mas Permadi tiba-tiba jatuh untuk tidak apa-apa mbah

Mbah Karso : sik tunggu ngeyel tak kon lungo ora  gelem isih seneng golek kanca

Warga 2     : Pados Tumbal mbah?
Mbah Karso : ora, aku ora omong lho ..

Pak Brewok : tumbal pripun mbah?
Mbah Karso : tumbal maksudku isih akeh sik salah wektu memindah makam kae 

Pak Brewok : namun pembangunan jalan itu sudah lancar mbah dan migunani bagi semua

Mbah Karso : wektu sik omong, akeh kang kacilakan ing dalan anyar kuwi bener to? Ngono  kuwi aku arep mindah sik tunggu  oleh to?

Adegan 3  flashback

Jalan baru itu memang masih baru dan baru selesai awal tahun baru  kemarin halus dan mulus jalan itu pernah mendapat tolakan dari beberapa tetua desa kami dan juga para pemuda karena membuat makan leluhur kami tergusur dan itu  tetap dijalan kontraktor pembuat jalan itu. Beberapa orang yang menolak  alasannya kuat karena itu makam leluhur kami dan dan itu sebenarnya tetap kukuh kami tolak namun jalan itu tetap dikerjakan oleh pemerintah alasannya untuk mempermudah akses  perekonomian antar desa yang kebetulan juga memotong tengah dusun kami.

Beberapa orang masih yakin bahwa jalan itu ada yang sengaja menanamkan sesuatu untuk pesugihan juga ada yang percaya ini kutukan para leluhur kami yang tidak terima makamnya di gusur untuk membuat jalan baru itu.

Sebagian orang percaya adanya penampakan hantu di sepanjang jalan baru  itu ada yang melihat penampakan hantu pocong, hantu lainnya yang membuat semakin sepi saja orang lewat jalan baru itu.

Beda dengan jalan kampung kami yang rusak dan gelap namun masih  banyak orang yang melaluinya setiap hari dan inilah ironisnya saat ini.

Warga 3 : kami tahu jalan baru itu untuk kenyamanan kami dan meningkatkan roda ekonomi    kami itu alasan kami tetap mendukung jalan baru

Warga 4 : namun kami juga tidak menutup mata ada sebagian yang menolak dan juga kami percaya bahwa sang penunggu jalan baru itu ada dan mint sesuatu dari kami yang tidak bisa kami berikan sampai saat ini

Serius sebagian warga meyakini manfaat jalan baru itu dan mau melewatinya saat pagi dan siang hari kalau waktu sudah sore dan malam hari mereka enggan dan pilih melewati jalan rusak di desa kami yang aman bagi mereka.

Juga banyak anak-anak sekolah yang tidak mau lewat jalan itu karena takut isu yang berkembang saat ini

Anak 1 : ora usah lewat kono aku wedi'

Anak 2 : wedi opoZ?

Anak 1 : ana sik tunggu to?
Anak 2 : aku yo wedi 

Kedua anak itu enggan ketika disuruh lewat jalan baru yang mulus dan lebar itu 

Adegan 4

Serambi rumah kyai Sadar ada mas Insinyur Budiman dan kyai sadar membahas isu yang berkembang dan semakin menjadi tentang keangkeran jalan baru yang  membuat sering terjadi kecelakaan  orang yang melewati jalan baru

Insinyur Budiman  :  Isu itu menjadi nyata pak kyai

Kayi Sadar       : Benar mas Budiman

Insinyur Budiman : semua ini sebuah resiko yang harus kita  tanggung

Jalan yang meminta tumbal bagi siapa yang melewatinya adalah sebuah isu yang berkembang dan membuat gusar mas budiman dan kyai sadar saat ini. Fokus adanya permintaan tumbal seakan kilas balik dari penolakan banyak warga yang mempunyai ahli waris makam tua dan keramat yang terlanjur sudah tergusur oleh pembuatan jalan baru itu,

Kyai sadar                    : banyak orang belum paham manfaat jalan baru itu mas

Insinyur Budiman       :  Menurut teknologi nampaknya masih banyak perbaikan dari segi kontur jalan dan juga rambu-rambu pak kyai

Kyai sadar             : namun ini kepercayaan masyarakat tidak bisa ditolak dengan persepsi teknologi

Insinyur Budiman        : sadar pak ada perbedaan teknologi dan persepsi tradisional masyarakat itu wajar   

Teknologi selalu melangkah  kedepan lebih maju, dan persepsi masyarakat tradisional juga tetap harus dihargai dan di hormati apalagi kepercayaan yang merekaa punyai harus juga kita juga kita hormati semua itu           

Adegan 5

Hantu di tengah modernisasi desa ini masih adakah atau ini sekedar sebuah kepercayaan semu dan sering digunakan oleh orang atau masyarakat tertentu untuk sebuah kearifan lokal semata atau untuk memperjuangkan suatu tujuan politik tertentu membuat gundaha mas insinyur Budiman.

Benarkah kutukan kuburan tua dan para leluhur ini tidak berkenan untuk dipindah  sehingga membuat celaka bagi orang yang melintas dan ini sungguh dipercaya mas Budiman karena sejak kecil lahir desa ini namun persepsi inikah yang akan diperjuangkan untuk supaya orang tidak takut lagi melintas di jalan baru ini.

Budiman dan istri dirumah seakan tidak percaya dengan semua kejadian kecelakaan yang selalu saja menimpa para pengendara kala sore menjelang malam di jalan baru itu resahnya di pikirnya sampai rumah ketika segelas kopi sore itu disediakan oleh istrinya di depan meja kecil ruang makan keluarganya'

Budiman : resah dan gelisah menghampirinya raut wajah seakan tidak percaya ketika menemukan pendukung mbah karsa dan mas Brewok masih saja percaya kejadian itu adalah ulah jin penghuni ujung jalan baru yang menjadikan sebab semu kecelakaan  yang terjadi.

Istri            : monggo lho mas di minum kopinya

Budiman    : ya dik terimakasih ( di seruputnya segelas kopi sore itu dengan senang)

Istri            : masih mikir tentang jalan baru niku po mas?

Budiman  : ya dik aku ora ngiro jalan baru itu masih saja di masalahkan dengan kejadian-kejadian tidak masuk akal.

Istri              : lha pripun ?

Budiman     : kae dik mas Budiman putrane pak lurah

Istri          : onten kejadian malih to mas?'

Budiman  : yo dik untuk amung lecet wae awake sehat kok

Istri           : dalam kuwi perlu di ruwat mas ben...

Budiman   : ben demite lungo ngono?

Istri           :lha piye maneh?

Budiman ngguyu bojone cingak lan tambah pengen ngerti bab opo sik lucu marang bojone soreiki

Istri        : mas gek-gek kowe kesambet jin jalan baru kuwi? ( bojone khawatir Budiman iseh ngguyu nggleges)

Budiman   : kesambet piye dik, iki bab dalan kuwi sik dadi sebab, pancen aku percaya ana  kang tunggu 

Istri            : gene, or alucu mas..( ngeblas menyang pawon)

Budiman    : arep neng di dik kok njur lungo?

Adegan split 5a

Proyek jalan itu sebelumnya sudah membuat warga tidak setuju dan itulah yang dipikirkan mas budiman atas semua kejadian ini apa benar ada yang masangin untuk membuat orang celaka. Solusi  yang harus bisa menjadi pembenar antara dirinya dan kyai sabar serta perangkat kelurahan yang diharapkan bisa mendapatkan solusi yang terbaik atas semua kejadian yang ada di jalan baru..

Warga 1 : ada yang melihat bayangan lewat dan menyeberang jalan membuat sebuah truk kecebur sawah

Warga 2 : ini bukan hantu ya?

Adegan 6

Setiap dusun atau desa mempunyai kepercayaan dn juga unggah-ungguh adat yang tidak bisa kita terjang begitu saja. Adat yang biasanya kalau dilanggar membuat sebagian orang atau penduduk mendapat bala

Inilah yang terjadi di jalan baru desa kami, inikah bala itu atau ini semua hanya isu untuk menurunkan pak lurah yang pernah menyetujui pembangunan jalan baru yang sebenarnya di tolak warga desa.

Adegan 7

Semua bermula dari sebuah penolakan yang dihubungkan dengan nilai mistik yang ada di masyarakat sekitar dan berimbas kepada adanya penunggu yang minta tumbal sebagai isu untuk memudahkan sebuah keputusan jalan tengah antara kepercayaan pembangunan dan juga modernisasi di sebuah dusun

Pak Brewok : Bila jalan baru itu jadi maka semua makam leluhur kita akan digusur

Warga 1       : kami tidak setuju

Warga 2      : semua harus ditolak

Penolakan warga dimulai saat pengukuran dan pematokan jalan dan itu serba salah karena lahan warga sebagian sepakat dengan uang ganti rugi yang minim namun beberapa warga pengikut  pak brewok tidak mau melepas tanah mereka karena mereka mematok harga tinggi bagi tanah mereka.

Tampaknya provokasi pak Brewok menjadi sebuah emosi massa dan mereka menolak jalan baru pengganti jalan kampung yang rusak dan inilah sebenarnya titik awal dari kejadian-kejadian yang tidak masuk akal, isu adanya pocong yang gentayangan dan juga isu ada yang menyalahi  dan menanam pesugihan di jalan baru itu tampak menjadi komoditi di medsos grup desa inilah awal kejadian  misterius yang seakan tidak ada habisnya di desa ini.

Analogi yang berkembang di warga adalah adanya pembalasan arwah para leluhur karena jalan itu menerjang makam dan itulah mengapa banyak kecelakaan yang terjadi bila lewat di situ dan menjadi tanda tanya tersendiri mengapa semua ini bisa terjadi dan berkelanjutan.

Bagai pahlawan kesiangan mbah Karsa juga ikut meramaikan semua ini dengan keahlian supranaturalisme mbah karsa berupaya mempengaruhi warga dan juga pengikut pak brewok untuk percaya bahwa jalan  baru itu ada penunggunya.

Upacara pemanggilan roh dan arwah dengan  perantara seorang warga jadi medium bahwa disitu ada yang menunggu sebagian warga percaya dengan mbah karsa dan pak brewok.

Mbah karsa : bila berkenan mbah mau bertanya

Warga sebagai medium arwah ( kesurupan) : bisa cu

Mbah karsa : apakah bisa dilalui jalan itu?

Warga medium arwah : tidaka cucu, harus ada tumbal  bila ingin semua selamat

Sebuah logika lucu yang tidak dinalar banyak dipercaya warga dan inilah awal kejadian yang  tidak masuk akal akan jalan baru yang menjadi merinding bila seseorang berjalan di malam hari yang sepi.

Adegan 8.

Tumbal

Penulis : Sayid Jumianto

Durasi  : 15 menit

Genre  : Horror realism

Bahasa : Indonesia dan Jawa

Sinopsis

Tumbal Sebuah film tentang pertentangan teknologi, persepsi tradisional dan modernitas desa yang kekinian, 

 Jalan baru  sebuah jalan yang membelah desa kami membuat orang sebagian takut melintasinya setelah maghrib. Padahal jalan baru ini mulus dan tidak sebanding dengan jalan desa kami yang penuh lubang dan bisa membuat jatuh orang yang lewat.

Banyak orang memperbincangkannya karena dulu  jalan baru itu membuat makan leluhur kami di pindah dan inilah awalnya mengapa rumor itu semakin kencang  tentang penunggu jalan itu yang minta tumbal bagi orang  yang baru lewat jalan baru itu.

Pertentangan itu semakin menjadi ketika seorang pemuda Permadi mendapat kecelakaan banyak orang menghubungkannya dengan penunggu jalan lingkar baru yang mengelilingi kampung kami.

Sebagian orang percaya pada adanya sang penunggu yang meminta tumbal yakni sang sesepuh desa kami mbah Karso dan pakde Brewok yang membuat isu itu semakin menjadi dan membuat sebagian orang percaya.

Namun semua ini ditolak kaum muda  dan orang realis dengan keadaan saat  itu yakni mas Insinyur Budiman dan kyai Sadar. Isu  yang  tentang pemindahan makam leluhur kami yang tidak mengindahkan adat istiadat desa  dan balasan penunggu makam leluhur kami membuat semakin menjadi dan berkembang menuju isu yang menyesatkan kami.

Namun isu ini ditepis insinyur Budiman dan kyai sadar sebab kontur jalan itulah yang menyebabkan kecelakaan serta masih belum lengkapnya  penerangan dan rambu-rambu jalan baru itu.

Mitos kepercayaan sebagian masyarakat lokal bisa jadi ada kebenarannya dan masuk akal sebagai pengingat akan keamanan dan rasa empati sosial dan kepercayaan masyarakat bila ada jalan yang selalu ada kecelakaan adalah karena ada yang pasang pesugihan  masih ada yang mempercayai namun Insinyur Budiman bisa mengatasi masalah ini dengan logika dan juga ilmu tentang struktur tanah serta tingkat kemiringan jalan raya mengapa selalu  terjadi kecelakaan bisa terpecahkan dengan teknologi tanpa meninggalkan kearifan loka dan juga kepercayaan lokal yang ada di desa Baru tempat jalan baru itu dibuat  oleh pemerintah

Pemain "

Kyai sadar, Permadi,

Insinyur Budiman

Warga 1, 2,3, dst

Mbah Karsa, Pak Brewok

Pemain hantu

Adegan 1

(Seorang pemuda ( Permadi ) jatuh waktu mengendarai motor beberapa orang membantu untuk menyelamatkannya) 

Nampak ada kendaraan yang terperosok di jalan danmembuat orang berlari untuk menyelamatkan pengendara motor dan beberapa warga mengomel tentang kejadian ini. Banyak orang kaget karena jalan baru itu kembali memakan korban dan kebetulan yang jadi korban kali ini orang yang mereka kenal

Warga 1 : iki mas Permadi toi ? lha pripun kok bisa jatuh? Wingi ana wong jungkel saiki meneh njenengan 

Permadi : Maaf pak tidak apa-apa kok ini tadi kok tiba-tiba motor nglewar, nyunsep ke kiri jalan

Warga 2 : aneh kok hanya di sini saja  jatiuhnya ini bekas makam itu mas?

Warga 3 : Ya mas, syukur ini  mas permadi tidak apa-apa 

Semua ini seakan mengingatkan kembali ketiak tetangga warga desa kami menjadi korban pertama kecelakaan di jalan baru  itu suamiistri itu mengalami kecelakaan dan jiwa sang suami tidak tertolong ketika dibawa ke rumah sakit,

Bisik-bisik sebagian warga yang menolong mas Permadi yang kebetulan anak pak  dukuh setempat semakin menjadi dan semakin membuat penasaran karena sudah beberapa orang yang tiba-tiba jatuh dan kendaraan  oleng nyungsep ke sawah yang dekat bekas makam leluhur kami.

Keyakinan mereka semakin menjadi karena ada sesuatu yang membuat sang penunggu jalan itu minta sesuatu  yang lewat serta lengah di jalan itu.

Adegan 2 

Rumah mbah Karso  nampak beberapa orang warga dan pak Brewok sedang berbincang di halaman depan rumah mbah Karso  yang dianggap sesepuh desa kami dan sungguh kami percaya atas petunjuknya yang kadang tidak masuk akal nalar kami waktu mengikuti petunjuknya.

Mbah Karso : Aku rak wes kanda to kon ka ana sik tunggu

Warga 1       : nggih mbah

Warga 2      : tadi malam mas Permadi tiba-tiba jatuh untuk tidak apa-apa mbah

Mbah Karso : sik tunggu ngeyel tak kon lungo ora  gelem isih seneng golek kanca

Warga 2     : Pados Tumbal mbah?
Mbah Karso : ora, aku ora omong lho ..

Pak Brewok : tumbal pripun mbah?
Mbah Karso : tumbal maksudku isih akeh sik salah wektu memindah makam kae 

Pak Brewok : namun pembangunan jalan itu sudah lancar mbah dan migunani bagi semua

Mbah Karso : wektu sik omong, akeh kang kacilakan ing dalan anyar kuwi bener to? Ngono  kuwi aku arep mindah sik tunggu  oleh to?

Adegan 3  flashback

Jalan baru itu memang masih baru dan baru selesai awal tahun baru  kemarin halus dan mulus jalan itu pernah mendapat tolakan dari beberapa tetua desa kami dan juga para pemuda karena membuat makan leluhur kami tergusur dan itu  tetap dijalan kontraktor pembuat jalan itu. Beberapa orang yang menolak  alasannya kuat karena itu makam leluhur kami dan dan itu sebenarnya tetap kukuh kami tolak namun jalan itu tetap dikerjakan oleh pemerintah alasannya untuk mempermudah akses  perekonomian antar desa yang kebetulan juga memotong tengah dusun kami.

Beberapa orang masih yakin bahwa jalan itu ada yang sengaja menanamkan sesuatu untuk pesugihan juga ada yang percaya ini kutukan para leluhur kami yang tidak terima makamnya di gusur untuk membuat jalan baru itu.

Sebagian orang percaya adanya penampakan hantu di sepanjang jalan baru  itu ada yang melihat penampakan hantu pocong, hantu lainnya yang membuat semakin sepi saja orang lewat jalan baru itu.

Beda dengan jalan kampung kami yang rusak dan gelap namun masih  banyak orang yang melaluinya setiap hari dan inilah ironisnya saat ini.

Warga 3 : kami tahu jalan baru itu untuk kenyamanan kami dan meningkatkan roda ekonomi    kami itu alasan kami tetap mendukung jalan baru

Warga 4 : namun kami juga tidak menutup mata ada sebagian yang menolak dan juga kami percaya bahwa sang penunggu jalan baru itu ada dan mint sesuatu dari kami yang tidak bisa kami berikan sampai saat ini

Serius sebagian warga meyakini manfaat jalan baru itu dan mau melewatinya saat pagi dan siang hari kalau waktu sudah sore dan malam hari mereka enggan dan pilih melewati jalan rusak di desa kami yang aman bagi mereka.

Juga banyak anak-anak sekolah yang tidak mau lewat jalan itu karena takut isu yang berkembang saat ini

Anak 1 : ora usah lewat kono aku wedi'

Anak 2 : wedi opoZ?

Anak 1 : ana sik tunggu to?
Anak 2 : aku yo wedi 

Kedua anak itu enggan ketika disuruh lewat jalan baru yang mulus dan lebar itu 

Adegan 4

Serambi rumah kyai Sadar ada mas Insinyur Budiman dan kyai sadar membahas isu yang berkembang dan semakin menjadi tentang keangkeran jalan baru yang  membuat sering terjadi kecelakaan  orang yang melewati jalan baru

Insinyur Budiman  :  Isu itu menjadi nyata pak kyai

Kayi Sadar       : Benar mas Budiman

Insinyur Budiman : semua ini sebuah resiko yang harus kita  tanggung

Jalan yang meminta tumbal bagi siapa yang melewatinya adalah sebuah isu yang berkembang dan membuat gusar mas budiman dan kyai sadar saat ini. Fokus adanya permintaan tumbal seakan kilas balik dari penolakan banyak warga yang mempunyai ahli waris makam tua dan keramat yang terlanjur sudah tergusur oleh pembuatan jalan baru itu,

Kyai sadar                    : banyak orang belum paham manfaat jalan baru itu mas

Insinyur Budiman       :  Menurut teknologi nampaknya masih banyak perbaikan dari segi kontur jalan dan juga rambu-rambu pak kyai

Kyai sadar             : namun ini kepercayaan masyarakat tidak bisa ditolak dengan persepsi teknologi

Insinyur Budiman        : sadar pak ada perbedaan teknologi dan persepsi tradisional masyarakat itu wajar   

Teknologi selalu melangkah  kedepan lebih maju, dan persepsi masyarakat tradisional juga tetap harus dihargai dan di hormati apalagi kepercayaan yang merekaa punyai harus juga kita juga kita hormati semua itu           

Adegan 5

Hantu di tengah modernisasi desa ini masih adakah atau ini sekedar sebuah kepercayaan semu dan sering digunakan oleh orang atau masyarakat tertentu untuk sebuah kearifan lokal semata atau untuk memperjuangkan suatu tujuan politik tertentu membuat gundaha mas insinyur Budiman.

Benarkah kutukan kuburan tua dan para leluhur ini tidak berkenan untuk dipindah  sehingga membuat celaka bagi orang yang melintas dan ini sungguh dipercaya mas Budiman karena sejak kecil lahir desa ini namun persepsi inikah yang akan diperjuangkan untuk supaya orang tidak takut lagi melintas di jalan baru ini.

Budiman dan istri dirumah seakan tidak percaya dengan semua kejadian kecelakaan yang selalu saja menimpa para pengendara kala sore menjelang malam di jalan baru itu resahnya di pikirnya sampai rumah ketika segelas kopi sore itu disediakan oleh istrinya di depan meja kecil ruang makan keluarganya'

Budiman : resah dan gelisah menghampirinya raut wajah seakan tidak percaya ketika menemukan pendukung mbah karsa dan mas Brewok masih saja percaya kejadian itu adalah ulah jin penghuni ujung jalan baru yang menjadikan sebab semu kecelakaan  yang terjadi.

Istri            : monggo lho mas di minum kopinya

Budiman    : ya dik terimakasih ( di seruputnya segelas kopi sore itu dengan senang)

Istri            : masih mikir tentang jalan baru niku po mas?

Budiman  : ya dik aku ora ngiro jalan baru itu masih saja di masalahkan dengan kejadian-kejadian tidak masuk akal.

Istri              : lha pripun ?

Budiman     : kae dik mas Budiman putrane pak lurah

Istri          : onten kejadian malih to mas?'

Budiman  : yo dik untuk amung lecet wae awake sehat kok

Istri           : dalam kuwi perlu di ruwat mas ben...

Budiman   : ben demite lungo ngono?

Istri           :lha piye maneh?

Budiman ngguyu bojone cingak lan tambah pengen ngerti bab opo sik lucu marang bojone soreiki

Istri        : mas gek-gek kowe kesambet jin jalan baru kuwi? ( bojone khawatir Budiman iseh ngguyu nggleges)

Budiman   : kesambet piye dik, iki bab dalan kuwi sik dadi sebab, pancen aku percaya ana  kang tunggu 

Istri            : gene, or alucu mas..( ngeblas menyang pawon)

Budiman    : arep neng di dik kok njur lungo?

Adegan split 5a

Proyek jalan itu sebelumnya sudah membuat warga tidak setuju dan itulah yang dipikirkan mas budiman atas semua kejadian ini apa benar ada yang masangin untuk membuat orang celaka. Solusi  yang harus bisa menjadi pembenar antara dirinya dan kyai sabar serta perangkat kelurahan yang diharapkan bisa mendapatkan solusi yang terbaik atas semua kejadian yang ada di jalan baru..

Warga 1 : ada yang melihat bayangan lewat dan menyeberang jalan membuat sebuah truk kecebur sawah

Warga 2 : ini bukan hantu ya?

Adegan 6

Setiap dusun atau desa mempunyai kepercayaan dn juga unggah-ungguh adat yang tidak bisa kita terjang begitu saja. Adat yang biasanya kalau dilanggar membuat sebagian orang atau penduduk mendapat bala

Inilah yang terjadi di jalan baru desa kami, inikah bala itu atau ini semua hanya isu untuk menurunkan pak lurah yang pernah menyetujui pembangunan jalan baru yang sebenarnya di tolak warga desa.

Adegan 7

Semua bermula dari sebuah penolakan yang dihubungkan dengan nilai mistik yang ada di masyarakat sekitar dan berimbas kepada adanya penunggu yang minta tumbal sebagai isu untuk memudahkan sebuah keputusan jalan tengah antara kepercayaan pembangunan dan juga modernisasi di sebuah dusun

Pak Brewok : Bila jalan baru itu jadi maka semua makam leluhur kita akan digusur

Warga 1       : kami tidak setuju

Warga 2      : semua harus ditolak

Penolakan warga dimulai saat pengukuran dan pematokan jalan dan itu serba salah karena lahan warga sebagian sepakat dengan uang ganti rugi yang minim namun beberapa warga pengikut  pak brewok tidak mau melepas tanah mereka karena mereka mematok harga tinggi bagi tanah mereka.

Tampaknya provokasi pak Brewok menjadi sebuah emosi massa dan mereka menolak jalan baru pengganti jalan kampung yang rusak dan inilah sebenarnya titik awal dari kejadian-kejadian yang tidak masuk akal, isu adanya pocong yang gentayangan dan juga isu ada yang menyalahi  dan menanam pesugihan di jalan baru itu tampak menjadi komoditi di medsos grup desa inilah awal kejadian  misterius yang seakan tidak ada habisnya di desa ini.

Analogi yang berkembang di warga adalah adanya pembalasan arwah para leluhur karena jalan itu menerjang makam dan itulah mengapa banyak kecelakaan yang terjadi bila lewat di situ dan menjadi tanda tanya tersendiri mengapa semua ini bisa terjadi dan berkelanjutan.

Bagai pahlawan kesiangan mbah Karsa juga ikut meramaikan semua ini dengan keahlian supranaturalisme mbah karsa berupaya mempengaruhi warga dan juga pengikut pak brewok untuk percaya bahwa jalan  baru itu ada penunggunya.

Upacara pemanggilan roh dan arwah dengan  perantara seorang warga jadi medium bahwa disitu ada yang menunggu sebagian warga percaya dengan mbah karsa dan pak brewok.

Mbah karsa : bila berkenan mbah mau bertanya

Warga sebagai medium arwah ( kesurupan) : bisa cu

Mbah karsa : apakah bisa dilalui jalan itu?

Warga medium arwah : tidaka cucu, harus ada tumbal  bila ingin semua selamat

Sebuah logika lucu yang tidak dinalar banyak dipercaya warga dan inilah awal kejadian yang  tidak masuk akal akan jalan baru yang menjadi merinding bila seseorang berjalan di malam hari yang sepi.

Adegan 8.

Gambar seram jalan yang penuh misteri dan semua nampak sepi gelap dan  minim penerangan, banyak kucing hitam yang berkeliaran di jalan, suara burung hantu  bersahutan di timpa suara burung malam menambah merinding bulu kuduk

Banyak orang enggan lewat hanya sepintas kendaraan luar kota bus, truk dan kontainer  yang lewat  yang menambah seram suasana malam itu

Adegan 9

Kyai karsa : jadi semua ini cuma pokal gawene brewok dan mbah karso mas?

Ir. Budaiman : nggih romo kyai

Kayai karsa : njur opo sebab dalan kuwi sok  an kecelakaan?

Ir. Budiaman : sebenarnya ini dianggap mistik juga tidak kyai

Kya karsa   : aku ugo penguin ngerti bab iki

Ir. Budiman : mboten  onten sik tunggu dan tidak ada yang pasang pesugihan di jalanan

Kyai karsa : maksudku ora ngono, ngopo sebab kok dalane njur sepi yen wayah wengi?

Ir. Budiaman : onten salah konstruksi pas ten bekas sarean ( kuburan) nika dan  minim rambu laulitas ..

Kauai karasa manggut-manggut : dai ora ana jin, setan?  ( sambil tertawa terbahak)

Ir, Budiman : nggih kyai ( juga tertawa )

Adegan 9

Kyai karsa : jadi semua ini cuma pokal gawene brewok dan mbah karso mas?

Ir. Budaiman : nggih romo kyai

Kayai karsa : njur opo sebab dalan kuwi sok  an kecelakaan?

Ir. Budiaman : sebenarnya ini dianggap mistik juga tidak kyai

Kya karsa   : aku ugo penguin ngerti bab iki

Ir. Budiman : mboten  onten sik tunggu dan tidak ada yang pasang pesugihan di jalanan

Kyai karsa : maksudku ora ngono, ngopo sebab kok dalane njur sepi yen wayah wengi?

Ir. Budiaman : onten salah konstruksi pas ten bekas sarean ( kuburan) nika dan  minim rambu laulitas ..

Kauai karasa manggut-manggut : dai ora ana jin, setan?  ( sambil tertawa terbahak)

Ir, Budiman : nggih kyai ( juga tertawa )

 

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun