Mohon tunggu...
S.DJumi
S.DJumi Mohon Tunggu... Lainnya - menulis apa adanya

Menulis apa adanya sebab hidup apa adanya Tidak mengada ada

Selanjutnya

Tutup

Roman

Tumbal Sebuah Sipnosis Film

22 November 2023   12:11 Diperbarui: 22 November 2023   12:15 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warga 2      : tadi malam mas Permadi tiba-tiba jatuh untuk tidak apa-apa mbah

Mbah Karso : sik tunggu ngeyel tak kon lungo ora  gelem isih seneng golek kanca

Warga 2     : Pados Tumbal mbah?
Mbah Karso : ora, aku ora omong lho ..

Pak Brewok : tumbal pripun mbah?
Mbah Karso : tumbal maksudku isih akeh sik salah wektu memindah makam kae 

Pak Brewok : namun pembangunan jalan itu sudah lancar mbah dan migunani bagi semua

Mbah Karso : wektu sik omong, akeh kang kacilakan ing dalan anyar kuwi bener to? Ngono  kuwi aku arep mindah sik tunggu  oleh to?

Adegan 3  flashback

Jalan baru itu memang masih baru dan baru selesai awal tahun baru  kemarin halus dan mulus jalan itu pernah mendapat tolakan dari beberapa tetua desa kami dan juga para pemuda karena membuat makan leluhur kami tergusur dan itu  tetap dijalan kontraktor pembuat jalan itu. Beberapa orang yang menolak  alasannya kuat karena itu makam leluhur kami dan dan itu sebenarnya tetap kukuh kami tolak namun jalan itu tetap dikerjakan oleh pemerintah alasannya untuk mempermudah akses  perekonomian antar desa yang kebetulan juga memotong tengah dusun kami.

Beberapa orang masih yakin bahwa jalan itu ada yang sengaja menanamkan sesuatu untuk pesugihan juga ada yang percaya ini kutukan para leluhur kami yang tidak terima makamnya di gusur untuk membuat jalan baru itu.

Sebagian orang percaya adanya penampakan hantu di sepanjang jalan baru  itu ada yang melihat penampakan hantu pocong, hantu lainnya yang membuat semakin sepi saja orang lewat jalan baru itu.

Beda dengan jalan kampung kami yang rusak dan gelap namun masih  banyak orang yang melaluinya setiap hari dan inilah ironisnya saat ini.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun