“hah? Kenapa mikir – mikir? Kan kamu bilang iya”
“iya sih, tapi kalau hanya berdua gak seru’’
“yah namanya juga kencan pasti berdua, mana ada yang bertiga atau berempat kau ini aneh – aneh saja” aku tertawa hambar “kau pikir begitu?”
“hah? Begitu bagaimana?”
“sudahlah lupakan saja” tiba – tiba terdengar suara mobil yang menabrak sesuatu dengan keras, kami langsung menuju kesana dan ternyata itu adalah mobil Rini, kau tahu Rini pergi ke sekolah mengendarai mobil sendiri benar – benar orang kaya dia itu ckckck… “Yuri lihat bukankah itu Rini?” dalam hati aku berkata “yaelah Sato itu memang Rini, emang dari tadi kau tidak paham apa! Huh” “hei Yuri kenapa diam ayo kita tolong”
“I, iya” kami menuju mobil Rini saat kami lihat Rini masih bergerak dan berkata “tolong aku” lalu dia pingsan dengan segera Sato menggendong Rini dan aku menelpon rumah sakit tak lama kemudian mobil ambulan pun datang Rini langsung dibawa ke rumah sakit dari tadi aku memperhatikan Sato aku melihat wajahnya khawatir aku jadi semakin yakin Rinilah orang yang disukai Sato aku agak terdiam melihat sikap Sato “Sato aku… aku mau keluar sebentar ya”
“mau kemana?”
“aku mau pulang, mau mengganti pakaian nanti aku kesini lagi membawakan pakaianmu juga serta membawakan makanan”
“ooh begitu yasudah, kau… pulang dengan siapa?”
“aku, aku pulang sendiri saja”
“tapi ini kan sudah mau sore, bahaya seorang gadis pergi sendirian”