“apa itu GI”
“GI itu Grand Indonesia”
“tempat apa itu?”
“sudah kita kesana saja”
“ya baik – baik” sampai di GI aku langsung mengajak Sato masuk kedalam sana, saat kulihat wajah Sato aku merasa berdebar, wajahnya penuh dengan keingintahuan akan tempat ini, wajahnya seperti anak kecil yang terkejut melihat sesuatu yang tidak pernah dilihatnya yah kurasa seperti itulah wajah Sato saat ini. Semakin kuperhatikan aku jadi semakin tertarik kepadanya, tapi aku tidak tahu apakah Sato memiliki perasaan sepertiku saat ini “Yuri disana ada apa kok ramai sekali” Sato membuyarkan lamunanku “o-oh disana ada air menari”
“air menari?”
“iya, daripada kau penasaran mari kita melihatnya”
“iya” lalu kami menuju air menari itu “yah inilah yang disebut sebagai air menari, bagaimana keren bukan?”
“iya, aku belum pernah melihat yang seperti ini” aku terpaku melihat wajahnya seperti itu jantungku semakin berdebar aku tidak bisa mengatakannya, tapi dia sangat – sangat berbeda dari yang biasanya. “hm… ada apa Yuri? Kenapa dengan wajahmu itu? kok merah begitu wajahmu”
“eh tidak apa – apa”
“hm.. benrakah? Baguslah” setelah pertunjukkan air menari selesai kami berkeliling di GI dan berfoto – foto disana. Tiba – tiba langkah Sato berhenti dan menatap kamuflase suasana sakura, “Sato? Ada apa?”