“oh iya maaf, sampai nanti” dan aku bergegas masuk ke sekolah, hampir saja aku telat seseorang yang suaranya benar – benar aku kenal memanggilku, Sato “Yuri, kenapa kau pergi duluan, dan kenapa kau baru datang? Bukankah kau berangkat lebih pagi dariku?”
“oh iya maaf Sato, aku hanya ingin pergi sendiri saja, ah tadi aku bertemu dengan seseorang dan sedikit berbincang – bincang sampai lupa waktu hehehe”
“oh begitu, hm… lenganmu kenapa?”
“oh ini, tidak apa – apa”
“kalau saja aku pergi bersamamu pasti kau tidak terluka”
“ah, ini kan hanya luka kecil saja Sato tidak usah dipermasalahkan hahaha”
“Kau menyembunyikan sesuatu kan Yuri? Dari semalam kau aneh” lalu teman sekelas menghampiri Sato “hei Sato, kau ini kenapa bersama Yuri terus? Mari ngobrol – ngobrol dengan kami” Sato yang orangnya memang ramah langsung menerima ajakan gadis – gadis itu “iya” mereka mulai bertanya – Tanya dengan nada genit dan aku benci hal itu! melihat Sato senang berbincang dengan gadis itu aku merasa muak, aneh kenapa aku harus seperti itu? kenapa? Memang aku ini siapanya Sato? Kenapa aku harus marah? Apa alasanku? Pusing dengan pertanyaanku sendiri aku keluar kelas dan pergi ke taman sekolah.
Taman sekolah ini selalu membuatku merasa sedikit nyaman, aku sering tiduran dibawah pohon yang rindang ini biasanya sih bersam teman – temanku, tapi karena mereka sibuk dengan Sato aku ke taman ini sendirian. Aku mengirup nafas dalam – dalam dan memandang ke langit sambil memejamkan mata aku merasakan segarnya hembusan angin hari ini “ternyata kau disini , aku mencarimu kemana – mana”
“eh.. Sato ada apa kau kesini?”
“ada apa? Kau fikir kenapa? Sudahlah aku kesini mencarimu” “bukankah kau sedang asik berbincang dengan gadis – gadis itu?” “perbincangan mereka tidak menarik, jadi aku pergi dan mencarimu” “oh begitu” lalu Sato mendekatiku dia menatapku dalam – dalam “Sato? A a ada apa? Kenapa kau melihatku seperti itu?” lalu Sato memegang wajahku “Yuri kau penuh dengan kehangatan”
“Sato jangan seperti itu dilihat orang loh”